Sabtu, 10 Mei 2008

Ibu, Maafkan Anakmu Ini

Ibu, Maafkan Anakmu Ini

Saya petik suatu kisah menarik. Di Propinsi Zhejiang China, ada seorang anak laki-laki yang luar biasa, sebut saja namanya Zhang Da. Perhatiannya yang besar kepada Papanya, hidupnya yang pantang menyerah dan mau bekerja keras, serta tindakan dan perkataannya yang menyentuh hati membuat Zhang Da, anak lelaki yang masih berumur 10 tahun ketika memulai semua itu, pantas disebut anak yang luar biasa. Saking jarangnya seorang anak yang berbuat demikian, sehingga ketika Pemerintah China mendengar dan menyelidiki apa yang Zhang Da perbuat maka merekapun memutuskan untuk menganugerahi penghargaan Negara yang Tinggi kepadanya. Zhang Da adalah salah satu dari sepuluh orang yang dinyatakan telah melakukan perbuatan yang luar biasa dari antara 1,4 milyar penduduk China. Tepatnya 27 Januari 2006 Pemerintah China, di Propinsi Jiangxu, kota Nanjing, serta disiarkan secara Nasional keseluruh pelosok negeri, memberikan penghargaan kepada 10 (sepuluh) orang yang luar biasa, salah satunya adalah Zhang Da.
Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, Pembawa Acara (MC) bertanya kepadanya, "Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu, berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah, besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!" Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa. MC pun berkata lagi kepadanya, "Sebut saja, mereka bisa membantumu" Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar iapun menjawab, "Aku Mau Mama Kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu Papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama Kembalilah!" demikian Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan penuh harap. Tidak semua orang bisa sekuat dan sehebat Zhang Da dalam mensiasati kesulitan hidup ini. Tapi setiap kita pastinya telah dikaruniai kemampuan dan kekuatan yg istimewa untuk menjalani ujian di dunia. Sehebat apapun ujian yg dihadapi pasti ada jalan keluarnya... ditiap-tiap kesulitan ada kemudahan dan Allah tidak akan menimpakan kesulitan diluar kemampuan umat-Nya. Jadi janganlah menyerah dengan keadaan, jika sekarang sedang kurang beruntung, sedang mengalami kekalahan... . bangkitlah! Karena sesungguhnya kemenangan akan diberikan kepada siapa saja yg telah berusaha sekuat kemampuannya.
Suatu ketikas ibu mengajakku makan siang di sebuah rumah makan. Selesai makan, aku keluarkan dompet, lebih cepat dari ibu mengeluarkan dompetnya.. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan. Kenapa ibu sekali sedih? Aku hanya bisa mereka-reka, aku benar-benar tidak bisa menebak kenapa dengan ibuku, bingung aku dibuatnya, tapi entahlah.. Niatku ingin membuat ibu senang, tapi kok ibu menjadi menangis. Seperti biasa, ibu tidak akan mengatakan apa-apa. Kuberanikan diri untuk bertanya "Bu, maaf ya bu aku kalau telah telah berbuat salah. Apa yang bikin ibu sedih?" Kutatap sudut-sudut mata ibu. Ibu berkata,"Tiba-tiba ibu merasa kalian tidak lagi membutuhkan ibu. Kamu sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Ibu tidak lagi menjaga kamu, malah kamu yang ,menjaga ibu. Semua sudah bisa kamu lakukan sendiri" Ah, Ya Tuhan, ternyata buat seorang Ibu.. bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah kusadari sebelumnya.. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing. Diam-diam aku merenungkan. Apa yang telah kupersembahkan untuk ibu dalam usiaku sekarang? Adakah ibu bahagia dan bangga pada anaknya? Ketika itu kutanya pada ibu. Ibu menjawab "Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kamu berikan pada ibu. Kamu tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan. Kamu berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat ibu. Setelah dewasa, kamu berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat ibu. Setiap kali binar mata kamu mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua." Lagi-lagi aku hanya bisa berucap "Ampunkan aku ya Tuhan kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada mama. Masih banyak alasan ketika mama menginginkan sesuatu." Betapa sabarnya ibuku melalui liku-liku kehidupan..Ibuku seorang yang idealis, menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun. Ah, maafin kami ibu..... 18 jam sehari sebagai "pekerja" seakan tak pernah membuat ibu lelah.. Sanggupkah aku ya Tuhan? Sahabat.. tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat "Aku sayang padamu." Namun begitu, Tuhan menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta yang kita punya kepada orang yang kita cintai..
"Ya Tuhan, cintailah ibuku beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan ibu. Dan jika saatnya nanti ibu Kau panggil, terimalah dan jagalah ia disisiMu..Titip ibuku ya Tuhan.." Untuk dan oleh semua Ibu yang mencintai anak-anaknya dan semua anak yang mencintai Ibunya
Siang itu saya bilang ibu, mengajaknya makan dan nonton. Berdua saja. "Ada apa dengan istrimu?" kata ibu. "Tidak ada apa-apa, Kata saya. "Bu lama saya tak pernah keluar bareng, saya pikir, pasti akan menyenangkan kalau kita sekali-sekali ke luar berdua saja,". "Ibu mau sekali," jawabnya lalu terdiam beberapa lama. "Besok, kita berangkat ya bu, sembari tersenyum oke bu, kita besok pergi ibu." Pinta saya. Ibu tampak berdandan rapi, dan ia jelas telah menata kerudungnya, dan dia memakai gaunnya yang terbaik. Gaun yang dipakai pada pesta pernikahan atau hajatan. Ibu menyambut saya dengan senyum lebar. "Saya bilang ke tetangga, adik-adikmu tentang rencana kita ini. Mereka semua kaget dan merasa ikut senang seperti ibu sekarang," kata ibu seraya masuk mobil. Kami pergi ke restoran yang agak mahal. Suasananya elegan, menyenangkan, dan begitu nyamannya. Ibu menggandeng lengan saya ketika memasuki ruangan dengan anggun, persis seperti First Lady. Saya membacakan daftar menu, tapi ibu sudah hafal menunya, secara ini adalah warung makan kesukaan ibu. Ketika sedang membaca daftar itu, saya berhenti sejenak menengok ke ibu. Dia sedang memandangi saya dengan senyum kasih. "Dulu, ibu yang membacakan kamu daftar menu ketika kau masih kecil," katanya. "Sekarang ibu santai saja. Giliran saya yang melayani ibu," jawab saya. Sambil makan, kami membincangkan banyak hal sehari-hari. Tidak ada topik yang istimewa tapi obrolan mengalir saja sampai-sampai enggak sadar kalau sudah terlalu lama kami ngobrol.
Mengantarnya pulang, ibu berkata, "Ibu mau pergi lagi dengan kamu, tapi lain kali ibu yang bayar." Saya setuju. "Bagaimana kencanmu?" tanya istri saya di rumah."Sangat menyenangkan. Lebih dari yang saya duga. Tadinya tidak tahu mau ngomong apa.". istriku benar, waktu untuk ibu dan berdua dengan ibu tanpa kehadiran yang lain merupakan sesuatu yang kadang diinginkan, baik oleh ibu kita maupun oleh kita sendiri. Bukan mengartikan secara kecil istri dan anak kita, tapi kadang kita juga harus melihat ibu kita dari sudut pandang yang lain,. Serasa memiliki arti lain ketika kita sudah menikah. Ibu akan menjadi pilihan kedua dari istri kita. Ibu adalah seseorang yang mencintai kita tanpa batas waktu, kitalah malah yang membatasinya dengan waktu. Ibu tidak rasa apapun melayani anaknya, kita , pasti ada memiliki rasa, entah enak atau tidak ketika kita harus melayani ibu kita. Surga dibawah telapak kaki ibu, memang benar. Dan benarlah juga, ibu adalah pelita kita sampai kita mampu bisa berdiri tegak saat ini. Terimakasih, dan maafkan aku ibu.

Tidak ada komentar: