Rabu, 14 Mei 2008

Bergerak Adalah Berubah

Bergerak Adalah Berubah
Rhenald Kasali mengeluarkan dua lembaran Rp 50.000. Di tengah-tengah ratusan orang yang tengah menyimak isi buku, ”Saya tawarkan uang itu”. "Silahkan, siapa yang mau boleh ambil," ujar Rhenald Kasali. Renald menunduk ke bawah menghindari tatapan ke muka audiens sambil menjulurkan uang Rp 100.000. Hampir semua audiens hanya diam terkesima. Renald Kasali mengulangi kalimatnya beberapa kali dengan mimik muka yang lebih serius.Beberapa orang tampak tersenyum, ada yang mulai menarik badannya dari sandaran kursi, yang lain lagi menendang kaki temannya. Seorang ibu menyuruh temannya maju, tetapi mereka semua tak bergerak. Belakangan, dua orang pria maju ke depan sambil celingak-celinguk. Orang yang maju dari sisi sebelah kanan mulanya bergerak cepat, tapi ia segera menghentikan langkahnya dan termangu, begitu melihat seseorang dari sisi sebelah kiri lebih cepat ke depan. Ia lalu kembali ke kursinya. Sekarang hanya tinggal satu orang saja yang sudah berada di depan Rhenald Kasali. Gerakannya begitu cepat, tapi tangannya berhenti manakala uang itu disentuhnya. Semua audiens tertegun. Renald Kasali mengulangi pesannya, "Silahkan ambil, silahkan ambil." Ia menatap wajah Rhenald Kasali, dan Rhenaldpun menatapnya dengan wajah lucu. Audiens tertawa melihat keberanian anak muda itu. Rhenald mengulangi lagi kalimatnya, dan Ia pun merampas uang kertas itu dari tangan Rhenald dan kembali ke kursinya. Semua audiens tertawa terbahak-bahak. Seseorang lalu berteriak, "Kembalikan,kembalikan!" Renald mengatakan, "Tidak usah. Uang itu sudah menjadi miliknya." Setidaknya, dengan permainan itu seseorang telah menjadi lebih kaya Rp.100.000. Rhenald beratanya kepada mereka, mengapa hampir semua diam, tak bergerak.Bukankah uang yang Rhenald sodorkan tadi adalah sebuah kesempatan? Mereka pun menjawab dengan berbagai alasan: "Saya pikir Bapak cuma main-main ............" "Nanti uangnya toh diambil lagi." "Malu-maluin aja." "Saya tidak mau kelihatan nafsu. Kita harus tetap terlihat cool!" "Saya enggak yakin bapak benar-benar akan memberikan uang itu ....." "Pasti ada orang lain yang lebih membutuhkannya...." "Saya harus tunggu dulu instruksi yang lebih jelas....." "Saya takut salah, nanti cuma jadi tertawaan doang........." "Saya, kan duduk jauh di belakang..." dan seterusnya.cerdas!!!!, itu yang ada dibenak saya terhadap kejadian tersebut. Saya pun tidak akan hanya sekedar maju dan mengambil seratus ribu itu, padahal uang itu menjadi ahalal dan tidak ada syarat untuk mengambilnya. Oppotunity costnyapun tidak ada, paling-paling malu, tapi buat apa malu dengan sekitarnya jikalau memang halal?
Orang yang nekad mengambil uang itu telah mengambil suatu kesempatan yang tidak datang dua kali. Saya kadang berpikir dahulu sampai kesempatan tersebut vhilang dari mata kita, entah menjadi persinggahan saja atau hanya mimpi yang tidak terbeli. Taruhlah kesempatan itu lewat, saya kemungkinan besar hanya akan berpikir dan berteori tentang kemungkinan terburuk dari kesempatan tersebut, tanpa mencoba meraihnya dulu. Pola mindset ini yang berusaha saya rubah. Pola pikir ini adalah bermain dalam opportunity, belum pada proses mempertahankan dan mengelola secara berkesinambungan kesempatan tersebut, masih terlalu jauh. Saya masih berpikir dua kali untuk mengambil uang seratus ribu yang sekali ambil, tapi saya lebih suka kalo mendapat uang lima ribu yang diberikan secara berkala10 kali, padahal uang yang seratus ribu ini bisa dikelola secara lebih maksimal daripada diberikan sepuluh kali, yang jatuhnya menjadi konsumsi tiada makna.
Sayang hanya tataran teori saja yang mampu saya hidangkan. Saya masih saja menjadi ini atau itu dan berpikir tentang kesempatan itu datang dua kali. Dasar hidup menjadi pemimpi memang menyenangkan, tapi juga sangat menyakitkan.
"Orang 'sakit' (gila) itu selalu berorientasi ke masa lalu, sedangkan Saya selalu berpikir ke depan. Yang gila itu adalah yang selalu mengharapkan perubahan, sementara melakukan hal yang sama dari hari ke hari.....,"
Saya kira kita semua menghadapi masalah yang seragam. Mungkin benar kata-kata diatas, kita semua mengharapkan perubahan, tapi kita tak tahu harus mulai dari mana atau apa yang harus dilakukan. Akibatnya kita hanya melakukan hal yang sama dari hari ke hari, jadi omong kosong perubahan akan datang. Perubahan hanya datang kalau kita mau bergerak bukan hanya dengan omongan saja. Ia harus bisa menyentuh titik human, yaitu manusia-manusia yang aktif, berinisiatif dan berani maju. Manusia pemenang adalah manusia yang responsif dan mendobrak perubahan itu. Jack Canfield,yang menulis buku Chicken Soup for the Soul, membedakan antara winners dengan losers adalah "Winners take action.they simply get up and do what has to be done.".
"Sebagian besar orang yang melihat belum tentu bergerak, dan yang bergerakbelum tentu menyelesaikan (perubahan)." Kalimat ini mungkin sudah pernah Anda baca dalam bukunya Rhenald Kasali, "ChaNge". Ya Allah kenapa saya hanya stagnan disini?

Tidak ada komentar: