Rabu, 24 September 2008

Taksi dan Taksi Gelap

Taksi dan taksi Gelap

Mencoba untuk melakukan refresh gado-gado perihal taksi dari berbagai media . bukan hal yang mudah untuk melihat hadrnews dipaksakan menjadi berpola feature. Perpindahan antar paragaraf terasa membunuh, tapi memang begitu adanya.
Seorang perempuan Business Centre Manager-nya Regent baru saja (Utk itu bagi anda kaum hawa yang sering pulang malam agar berhati-hatilah) diculik, ketika naik taksi QUEEN jam 5 sore dari depan Regent. ? ?Ternyata taksi tsb sudah diikuti olehsebuah mobil berisi 4 orang lelaki. Sampai di dekat tugu 66 (yang sedang macet pada saat itu) dua orang masuk dari pintu belakang kanan-kiri, satu orang dipintu depan, satunya lagi stay di mobil mengikuti taksi dari belakang. Sebelum sempat teriak, perempuanitu sudah direbahkan di bawah kursi belakang, meringkuk dan diinjak oleh 2 lelaki. Mereka mengancam akan membunuh bila berusaha cari pertolongan. Seluruh barang berharga diambil, lalu mereka berputar-putar 3-4 jam mencari lokasi ATM yang sepiagar dapat menguras isi tabungan dengan leluasa. Setelah mendapatkan uang mereka pergi ke arah Pluit untuk membuang perempuan itu di jalan tol yang sepi dan menusuk kakinya sebelum dia dilemparkan ke jalan. Perempuan tsb merangkak beberapa ratus meter dikegelapan, berusaha menyetop kendaraan yang lewat dan mencapai gerbang tol. Sekarang dia sudah sehat lahir dan bathin, tapi saya yakin butuh waktu lama untuk mengobati trauma Taksi gelap bukan hanya membuat resah taksi resmi yang diperbolehkan lalu lalang ke Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten. Kapolres Bandara pun pening dibuatnya.Menurut data yang dimiliki Polres Bandara Soekarno-Hatta, pada tahun 2007 jumlah taksi gelap mencapai 300 mobil. Namun saat ini, jumlahnya naik 3 kali lipat lebih, yakni 1.000 taksi gelap."Saya sebelumnya sudah buat kesepakatan pada koordinatornya. Iya mereka dapat di bandara, tapi jumlahnya tidak boleh bertambah. Dan kendaraan yang beroperasi harus tahun 2001 ke atas," jelas Kapolres Bandara Soekarno-Hatta Kombes Pol Guntur Setianto pada forum dialog konsumen yang diselenggarakan oleh YLKI di Hotel Accacia, Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (15/3/2008).Menurut Pak Kapolres, mereka sulit ditertibkan karena ada yang mengkoordinir. Meski ada kesepakatan, mereka tidak mengacuhkannya. "Saya pening. Ini bukan menyelesaikan masalah tapi makin memperumit masalah," keluhnya.
Kejahatan yang terjadi di dalam taksi di wilayah Jabotabek menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan catatan Pusat Data & Analisa TEMPO (PDAT), dalam kurun waktu tiga tahun terakhir setidaknya terdapat 28 kasus kejahatan di dalam taksi. Beberapa di antaranya diduga sopir taksi bekerja sama dengan perampok, bahkan ada sopir taksi diduga sebagai pelaku, ada pula sopir taksi sebagai korban perampokan.
Belum lekang dari ingatan masyarakat, peristiwa tragis perampokan dalam taksi yang dialami Ellaide Rumiaty Tampubolon (37). Ella bahkan mengalami pelecehan seksual. Polisi berupaya membongkar kasus yang menimpa Ella. Namun, belum tuntas penyelidikan dilakukan, peristiwa serupa terulang kembali. Susan Bayu Aji (32), warga Petojo, Jakarta Pusat, dirampok dalam taksi Manuk Mira bernomor lambung MM 114 yang ditumpanginya dari depan Kafe Semanggi, Jakarta Selatan, sekitar pukul 00.30 WIB, Sabtu (10/9) dini hari. Susan, warga Jl Pembangunan II/39 RT 07/02, Jakarta Pusat, sedianya akan pulang ke rumahnya di kawasan Petojo. Memasuki kawasan Abdul Muis, Jakpus, tiba-tiba mobil dihentikan dan dua orang berjaket hitam serta bertopi nyelonong masuk ke dalam taksi. Mobil pun kembali melaju. Susan, yang duduk diapit dua penjahat itu, diancam akan disakiti apabila berteriak. Sepanjang perjalanan, kawanan perampok itu merampas HP Philips, kalung emas seberat 4 gram, gelang emas 3 gram, dan dua cincin masing-masing seberat 5 gram dan 2,5 gram. Kawanan perampok itu juga merampas uang korban Rp 750.000. Sebenarnya, uang Susan berjumlah Rp 900.000. Namun, uang disisakan para perampok untuk korban Rp 150.000. Melalui ponsel, Susan diminta mengaku kepada bos para perampok bahwa uang yang dimilikinya hanya Rp 300.000 saja. Permintaan itu pun diturutinya. Setelah dibawa berputar-putar, Susan akhirnya diturunkan di kawasan Lebak Bulus. ”Siang Mbak, mau diantar ke arah mana," demikian suara lembut yang terdengar, begitu pintu samping depan taksi Blue Bird itu dibuka. Nada yang terdengar memang tak seperti biasanya. Sopir taksi jenis sedan Toyota Limo berwarna telur asin itu ternyata seorang wanita. Dia adalah Ine Septiah, 30. Sore, akhir pekan lalu, kebetulan ibu satu anak itu baru saja mengantar penumpang dari arah Bekasi dengan tujuan The Ritz-Carlton Hotel, Jakarta. Sopir taksi wanita memang masih sangat langka. Maklum, risiko yang mesti ditanggung bagi para sopir ini memang sangat tinggi, terutama di malam hari. Dari belasan ribu sopir taksi Blue Bird hanya ada empat sopir saja yang bukan pria. Sekitar setahun lalu, dia pun melamar ke pool Blue Bird di Bekasi. Saat itu, dia belum pernah mendengar ada sopir taksi wanita. Tak heran, banyak di antara rekan seprofesinya yang heran dengan keberanian dirinya. Belakangan ini, dia memiliki teman sesama sopir yang juga sama-sama wanita. Dia mengakui, sering mendengar adanya sopir taksi yang lehernya ditebas pakai golok hingga ditodong oleh senapan. Bahkan, dia pernah pula ingat ada sopir taksi yang dibuang di tengah jalan dengan mulut disumpal dan tangan diikat. "Mendengar itu memang ngeri, tapai mau bagaimana lagi. Yang penting niat kita kepada penumpang," tuturnya.

Tidak ada komentar: