Selasa, 30 Juni 2020

Putra dari Nglegok Kediri yang Menjadi Menteri Keuangan : J.B. Sumarlin


Prof. Dr. Johannes Baptista Sumarlin adalah seorang pemuda yang lahir di Nglegok, Blitar, Jawa Timur, 7 Desember 1932. J.B. Sumarlin lahir dari pasangan Sapoean Pawirodikromo dan Karmilah. Orang tua J.B. Sumarlin adalah seorang buruh tani. Kakek dari jalur ibu, Toedjo Towinangoen, seorang petani yang memiliki sawah dan pekarangan luas di Desa Ngadirejo. Nenek dari jalur ibunya bernama Raminah. Ngadirejo di masa itu termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Di utara desa, Gunung Kelud menjulang gagah.
J.B. Sumarlin menamatkan Sekolah Dasarnya di Blitar di SD Negeri I pada tahun 1944. Sumarlin melanjutkan sekolah ke SMP di Kediri dan pindah Yogyakarta sampai lulus tahun 1947. SMA pun dilalui di dua kota yakni Yogyakarta dan Jakarta. Sumarlin melanjutkan  ke SMA Negeri I Yogyakarta dan SMA I, Budi Utomo Jakarta, lulus pada tahun 1952.
J.B. Sumarlin lulusan master bergelar MA (Master of Arts) dari Universitas California, AS tahun 1960, dan lulusan doktor bergelar Ph.D dari Universitas Pittsburg, AS tahun 1968. Untuk gelar doktornya Sumarlin lulus dengan disertasi berjudul Some Aspects of Stabilization Policies and Their Institutional Problems: The Indonesian Case 1950-1960. Sebelum mengabdi di lingkungan pusat kebijakan ekonomi, lulusan S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE-UI) tahun 1958, ini sejak tahun 1957 sudah menjadi asisten dosen di UI. Sejak tahun 1965 diangkat menjadi dosen. J.B diangkat sebagai guru besar FE-UI tahun 1979. Sumarlin meraih gelar master (MA) dari Universitas California, Berkeley, AS (1960) dan gelar doktor dari Universitas Pittsburg, AS (1968).
JB. Sumarlin beristrikan Theresia Yostiana Soedarmi, dikaruniai 5 orang putra, dan 6 orang cucu. Di rumahnya yang luas itu, juga tinggal bergabung dengan anak dan beberapa cucunya empat orang anak. Anak anak J.B. bernama Ignatius Widyantoko, Sylvia Efie Widyantari, Antonius Widyatma, Fransiskus Widyanata, dan Khristina Widyastuti
Karier J.B. Sumarlin adalah :
  • Asisten dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) (1957)
  • Dosen dan selanjutnya guru besar FE UI (1960-sekarang)
  • Staf Ahli Menteri Keuangan (Prof. Dr. Ali Wardhana), Desember 1968-Mei 1969
  • Sekretaris Dewan Moneter (1970-1973)
  • Deputi Ketua Bappenas bidang Fiskal dan Moneter (1969-1973)
  • Anggota MPR (1972-1988)
  • Wakil Ketua Bappenas (1973-1982)
  • Ketua Opstib, merangkap Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara (1973-1983)
  • Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, merangkap Ketua Bappenas (1983-1988)
  • Menteri Pendidikan ad interim (1985)
  • Menteri Keuangan Kabinet Pembangunan V (1988-1993)
  • Ketua BPK 1993-1998
  • Presiden Komisaris (Independen) Asuransi Ramayana Tbk. ( ASRMi )
  • Guru Besar (Emeritus), Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia (2008-sekarang)
Pada masa perang revolusi, Sumarlin ikut bergerilya sebagai anggota Palang Merah Indonesia, dan sebagai anggota TNI di Jawa Timur. Atas pengabdiannya, J.B. menerima tanda kehormatan dari pemerintah RI berupa Bintang Mahaputra Adiprana III pada tahun 1973. Pada tahun 1975 J.B. menerima Bintang Grootkruis in de Orde van Leopold II dari pemerintah Belgia.
J.B. Sumarlin merupakan salah satu arsitek ekonomi Indonesia bersama para ahli ekonomi lainnya, seperti Widjojo Nitisastro, Emil Salim dan Ali Wardhana. Para ahli tersebut dijuluki sebagai “mafia Barkeley”. Julukan yang muncul karena para penentu dan pengambil keputusan di bidang ekonomi masa  Soeharto adalah para doktor ekonomi lulusan berbagai universitas dari lingkungan Barkeley, Amerika Serikat.

Sumber :
https://tokoh.id/tokoh/ensiklopedi/jb-sumarlin/

Tidak ada komentar: