Selasa, 30 Juni 2020

J.B. Sumarlin Menteri yang Mencabut Larangan Kuliah Ke Luar Negeri


Berdasarkan informasi yang beredar, pada Kamis 6 April 2017 pukul 01.20 WIB telah meninggal dunia Ibu Theresia Yostiana Sudarmi di usia 81 tahun. Kabar menyebutkan, Jenazah akan disemayamkan pada hari ini jam 12.00 WIB siang ini di rumah duka MRCC Siloam Plaza Semanggi lantai 15. Sementara pemakaman rencananya akan dilakukan pada hari Sabtu atau Minggu.
J.B. Sumarlin berperakan kecil dan kalem. Beliau memiliki cerita tersendiri perihal perawakannya yang kecil tersebut. Permulaan tahun 1969 atau awal Orde Baru, J.B. Sumarlin selaku Deputi Bidang Fiskal dan Moneter Bappenas diminta mendampingi Ketua Bappenas Widjojo Nitisastro menghadiri Sidang Kabinet Terbatas Bidang Ekonomi, di Istana Negara. Sudharmono saat itu masih sebagai Sekretaris Presidium Kabinet (tugasnya membantu Jenderal Soeharto selaku Ketua Presidium Kabinet Ampera). Pak Dhar (Sudharmono), dengan pembawaan serius dan lugas (terkesan ‘arogan dan seram), jarinya menunjuk ke arah Sumarlin, bertanya kepada Widjojo, “Siapa anak kecil yang duduk di belakang kursi Pak Widjojo itu?” Sumarlin langsung diperkenalkan Widjojo ke Pak Dhar. “Oh, ini tenaga yang pernah Pak Widjojo sebutkan tempo hari, yang akan ditarik ke Bappenas,” ujar Pak Dhar lagi, yang dengan nada seenaknya menimpali perkenalan Sumarlin oleh Widjojo.
Sumarlin sempat kaget, merasa bersalah, ikut duduk di belakang Widjojo menghadiri sidang kabinet  (yang hadir dalam sidang seperti itu sangat terbatas dan selektif sekali hanya oleh para menteri). Pendamping dalam sidang harus terlebih dahulu diberitahukan kepada Sekretaris Kabinet. Sumarlin lalu meminta kepada Widjojo agar pada sidang kabinet selanjutnya diizinkan untuk tidak ikut mendampingi. Widjojo tetap saja mengikutsertakan Sumarlin dalam sidang-sidang kabinet selanjutnya.
Tahun 1970 hingga 1973, penganut agama Katolik kelahiran Nglegok, Blitar, Jawa Timur, 7 Desember 1932, dengan nama baptis Johannes Baptista Sumarlin, menjabat sebagai Sekretaris Dewan Moneter. Sumarlin juga sudah mengabdi sebagai Deputi Bidang Fiskal dan Moneter Bappenas. Pada tahun1973-1983, Sumarlin menjabat Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara (Menpan), merangkap Wakil Ketua Bappenas dan Ketua Opstib. Kemudian, J.B. Sumarlin menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (Menneg PPN) merangkap Ketua Bappenas tahun 1983-1988. Di antara periode itu J.B. Sumarlin ditunjuk sebagai Menteri Keuangan ad interim dan Menteri Pendidikan & Kebudayaan ad interim, menggantikan Prof. Dr. Nugroho Notosusanto yang wafat pada 3 Juni 1985. Langkah pertama yang dilakukan oleh Sumarlin saat itu adalah mencabut (melalui Inpres) Surat Keputusan Bersama (SKB) Mendikbud dan Menteri Luar Negeri Tahun 1975 tentang larangan bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar di luar negeri setelah melakukan inspeksi mendadak ke Biro Kerja Sama Luar Negeri Depdikbud dan menyadari adanya larangan tersebut. Pelarangan itu merupakan kebijakan bersama antara Depdikbud dan Departemen Luar Negeri. Mendikbud pada saat itu adalah Sjarif Thajeb, sedangkan Menteri Luar Negeri adalah Adam Malik. Sebelumnya pada Desember 1973-Januari 1974, Sumarlin juga merangkap jabatan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ad-interim, karena Prof. Dr. Ir. Soemantri Brodjonegoro yang wafat, dan mengetuai The Intergovernmental Conference on Cultural Policies in Asia yang diselenggarakan oleh UNESCO di Yogyakarta, 10-19 Desember 1973.
Ketika dipercaya sebagai Deputi Bappenas, Sumarlin sangat intensif bekerja sebagai salah satu anggota Tim Penyempurnaan Bahan GBHN 1973, yang dipimpin oleh Sudharmono selaku Sekretaris Kabinet. Setiap tahun Sumarlin bertugas menyiapkan penyusunan Lampiran Pidato Kenegaraan yang disampaikan oleh Pak Harto setiap tanggal 16 Agustus, di depan sidang DPR, yang merupakan laporan tahunan pelaksanaan Repelita. Sumarlin sebagai anggota Tim Penyempurnaan Naskah GBHN 1973 pimpinan Sudharmono, anggota Dewan Pembina Harian Dharma Wanita pimpinan Amir Machmud (Menteri Dalam Negeri), Wakil Ketua Tim Pengendali Pengadaan Barang/Peralatan Pemerintah tahun 1980 pimpinan Sudharmono, atau yang sehari-hari dikenal sebagai Tim Keppres 10, serta sebagai Wakil Ketua Tim Penghimpun Bahan-Bahan GBHN 1978, 1983, juga pimpinan Sudharmono.
Keputusan Presiden Soeharto untuk mengangkat Sumarlin sebagai Mendikbud ad-interim tentunya bukan tanpa alasan. Rekam jejak Sumarlin di bidang pengelolaan perguruan tinggi semasa di Universitas Indonesia ternyata diamati Pak Harto. Selain itu, selama masa jabatannya sebagai Menpan, Sumarlin juga sangat banyak berurusan dengan guru, bahkan dianggap berjasa menaikkan harkat, martabat dan kesejahteraan para guru di seluruh Indonesia.
Pada Kabinet Pembangunan V periode 21 Maret 1988-17 Maret 1993, Sumarlin menjabat Menteri Keuangan. Setelah itu, sebelum kejatuhan rezim Orde Baru, Sumarlin dipercaya memimpin lembaga tinggi negara, selaku Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Sebelum dilantik (pada 10 Agustus 1993), Menteri Sekretaris Negara Moerdiono memberikan keterangan kepada pers bahwa Presiden Soeharto telah berketetapan mengangkat duet Sumarlin-Kunarto sebagai Ketua dan Wakil Ketua BPK. Artinya, Pak Harto memang memenuhi janji yang diucapkannya kepada Sumarlin lima bulan sebelumnya. Beliau dilantik sebagai Ketua BPK pada 11 Agustus 1993. Sumarlin menggantikan M. Jusuf yang dikenal luas sebagai seorang yang berdisiplin tinggi dan tidak dapat dibengkokkan untuk melanggar prinsip. Pada saat menjadi Ketua BPK, Sumarlin dibantu oleh Kunarto sebagai Wakil Ketua BPK hingga tahun 1998. Pasangan Sumarlin-Kunarto dianggap banyak pengamat sebagai pasangan yang ideal. Keduanya punya reputasi sebagai orang yang "bersih" dan berprinsip. Sumarlin adalah seorang Katolik yang taat, sedangkan Kunarto adalah seorang Muslim yang taat melakukan ibadah puasa Senin-Kamis.
"Saya sungguh merasa sangat bersyukur bisa mencapai usia 80 tahun dalam keadaan yang seperti sekarang ini saya merasa sehat rohani dan jasmani, Tidak lepas dari peran Pak Soeharto, saya cukup lama di kabinet. Banyak terima kasih untuk keluarga Pak Harto. Yang dewasa ini saya sedang pikirkan bersama kawan-kawan pejuang-pejuang bangsa ini adalah bagaimana pembangunan nasional kita ini cepat terus berjalan mulus, lancar, di atas landasan rel yang benar untuk mencapai cita-cita seperti diamanatkan mukadimah UUD 45 itu." Ultah ke 80 tgl 7 de 2012.

Sumber :
https://tokoh.id/tokoh/ensiklopedi/jb-sumarlin/

Tidak ada komentar: