Sabtu, 28 Februari 2009

Dunia Homoseksual Dalam Kajian

Dunia Homoseksualitas dalam Berbagai kajian

Homoseksual sudah dikenal sejak dulu kala, misalnya pada zaman Nabi Luth. Dalam Al-Qur'an di surat Huud, diceritakan bahwa Nabi Luth merasa susah dengan kedatangan utusan-utusan itu (malaikat), Nabi Luth bimbang kalau tamunya diganggu oleh kaumnya yang gemar melakukan homoseksual. Azab yang dijatuhkan oleh Allah pada kaum Luth sungguh hebat. Karena sesungguhnya hubungan sejenis itu adalah dosa besar.

Dalam kehidupan masyarakat kita, heteroseksual telah dinyatakan sebagai tingkah laku sosial yang jamak. Sedangkan homoseksual itu telah dinobatkan sebagai tingkah laku seksual yang menyimpang (mental disorder). Homoseksual dapat digolongkan dalam tiga kategori, yakni:

  • Golongan yang secara aktif mencari pasangan ditempat-tempat tertentu, seperti di bar, disko atau sauna homoseksual.
  • Golongan pasif (bottom), artinya yang menunggu.
  • Golongan situasional yang mungkin bersikap pasif atau melakukan tindakan tertentu.

Ada beberapa macam jenis Homoseksual :

  1. Blatant homosexual : homoseksual jenis ini disebut dengan kaum gay sejati, dimana laki-laki dengan personality seperti wanita atau feminin. Sedangkan kaum lesbian, wanitanya berkepribadian seperti laki-laki atau maskulin. Termasuk juga "Leather boy" yang memakai jaket kulit, rantai dan sepatu boots.
  2. Desperate homosexual : biasanya kaum homoseksual ini sudah menikah akan tetapi tetap menjalani kehidupan homosexualnya dengan bersembunyi dari isterinya.
  3. Secret homosexual : kaum homoseksual ini terdiri dari bermacam-macam jenis dan dari tingkat sosial yang berbeda-beda, walaupun kebanyakan dari mereka itu termasuk golongan menengah yang berkemampuan. Sering juga mereka itu ada yang sudah menikah dan beranak. Kaum homoseksual ini biasanya menyembunyikan identitasnya. Hanya beberapa teman dekat atau kekasihnya saja yang tahu sebenarnya.
  4. Situational homosexuals : ada kalanya seseorang berada pada situasi sehingga individu itu bertingkah laku seperti homoseks. Karena keadaanlah yang memaksa mereka berbuat demikian. Misalnya seperti dalam penjara, sekolah-sekolah berasrama dan institusi sejenis lainnya. Setelah mereka keluar, tingkah laku seksual mereka akan kembali normal, tapi tak kurang juga yang meneruskan pola homoseksual itu. Atau juga karena alasan ekonomi, misalnya mencari uang....
  5. Bisexuals : adalah individu yang "engage" dengan kehidupan homoseks dan juga heteroseks. Biasanya yang termasuk golongan ini adalah kaum homoseks yang sudah menikah lama. Mereka sama-sama menikmati kedua kehidupan itu, baik sebagai homoseks maupun heteroseks. Agak serupa juga dengan golongan desperate homosexual yang mereka lebih enjoy dan menikmati hidup mereka sebagai homoseks secara diam-diam.
  6. Adjusted homosexuals : golongan homoseksual ini lebih berterus terang hidup diantara sesama mereka. Dengan mudah menyesuaikan dirinya. Banyak kaum homoseksual hidup dalam tingkat keintiman yang tinggi dari pada heteroseksual. Namun kadar "perceraian" antara pasangan homoseks lebih tinggi berbanding dengan heteroseks. Dan antara gay dengan lesbian, tingkat keintiman lesbian lebih tinggi karena lesbian lebih menggunakan emosi dalam menjalin hubungan."

Ada beberapa faktor penyebab seseorang menjadi homoseksual. yaitu :

  1. Genetic & hormonal factors : ada beberapa ahli sains yang menyatakan homosexual itu karena faktor keturunan ( gay are born not made ) tapi ada juga yang juga menyangkal pernyataan itu dengan alasan "teori" itu tidak manusiawi dan terlalu sempit.
  2. Pengalaman homosexual dan reinforcement positif mereka : biasanya menjelang adolescence atau pada peringkat awal adulthood, pengalaman homoseksual sering berlaku. Dan jika individu menikmati pengalaman tersebut maka kebiasaan itu akan berlanjutan.
  3. Keadaan negatif dari perilaku heterosexual : larangan kepada anak laki-laki dan perempuan untuk mengadakan perhubungan diantara mereka juga dijadikan alasan mengapa suatu individu lebih "memilih" homosexual dari pada heterosexual. Hal ini berlaku karena sejak kecil mereka hanya diberi kebebasan bergaul diantara mereka sahaja seolah-olah perilaku heterosexual itu begitu jahat.
  4. Family patterns : biasanya keluarga yang mempunyai jenis ibu yang seductive dan ayah yang apatis (absent father). Ayah bersikap menolak kehadiran anak, karena dianggapnya sebagai rival, sehingga anak memendam sifat maskulinnya yang dianggap dapat merosak hubungan antara ayah dan ibunya. Dan akhirnya kepribadian anak terbentuk, menjadi pemalu, takut terluka, lemah, penyendiri dan merekapun jarang melakukan aktivitas adventures serta bukan yang keras.
  5. General sosiocultural factors : berbagai macam budaya-culture, membuat berbagai macam faktor sosial-budaya pula. Bagaimana perilaku yang diharapkan oleh masyarakat juga berpengaruh. Penekanan sosial juga membuat terjadinya homoseksual ini. Banyak ilmuwan barat mengatakan bahwa orientasi seksual sudah mulai terbentuk sejak usia muda melalui hubungan atau intereksi yang kompleks atau secara biologi dan psikologi dan karena faktor-faktor sosial.

Ahli psikologi tadi tidak mempertimbangkan bahwa orientasi seksual itu merupakan pilihan dalam keadaan sedar dan boleh diubah. Banyak para psikologi barat tetap menyatakan homosexualiti itu bukan sakit mental ataupun masalah emosi.

Berikut adalah tingkatan orientasi seksual berdasarkan skala Kinsey :

Orientasi Seksual Keterangan

Keterangan

Heteroseksual eksklusif

-

Heteroseksual predominan

Homoseksualnya cuma kadang-kadang

Heteroseksual predominan

Homoseksualnya lebih jarang-jarang

Heteroseksual dan homoseksual

Seimbang (biseksual)

Homoseksual predominan

Heteroseksualnya lebih dari kadang-kadang

Homoseksual predominan

Heteroseksualnya cuma kadang-kadang

Homoseksual eksklusif

-

Beberapa pertimbangan atau perkembangan pengertian homoseksualitas sehingga tidak lagi digolongkan sebagai suatu gangguan atau penyakit antara lain:

  1. Homoseksual terdapat pada hampir semua bentuk budaya dan lapisan masyarakat. Di sepanjang sejarah dan di belahan dunia manapun selalu ada pria yang mencintai pria atau wanita mencintai wanita. Mereka ada di antara kita, baik secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi. Di negara-negara tertentu mereka diterima kehadirannya dan diperbolehkan secara terus terang keberadaannya. Di Indonesia keberadaan kaum homoseksual juga ditoleransi, meskipun secara terbuka kurang disukai.
  2. Tingkah laku homoseksual dapat pula terjadi di antara orang-orang yang secara menetap tidak berorientasi homoseksual, misal penghuni penjara karena kurangnya kontak dengan lawan jenis. Anak-anak dalam usia pubertas juga kadang melakukan hubungan homoseksualitas untuk melampiaskan rasa ingin tahu, coba-coba dan mereka tidak menganggapnya sebagai kegiatan homoseksual. Penelitian yang dilakukan Kinsey terhadap 11.000 orang masyarakat di AS diperoleh data sebagai berikut:
    37% pernah mengalami hubungan homoseksual sampai orgasme antara usia adolesen sampai lanjut.
    13% hubungan homoseksual terjadi secara predominan sedikitnya selama tiga tahun antara usia 16-55 tahun, tetapi hanya 4% yang terus menetap selama hidup.
    13% mempunyai reaksi erotik dengan laki-laki sejenis sesudah masa kanak-kanak meskipun tidak mengalami kontak genital sesudah masa adolesen.
    50% dari laki-laki yang tetap singgel sampai usia 35 tahun mempunyai pengalaman homoseksual over sampai orgasmus sejak usia adolesen.

Pernyataan itu ialah : Homoseksualitas bukanlah sakit mental. Itu jelas merupakan suatu cara dimana kaum minoritas itu mengungkapkan rasa cinta dan seksualitasnya. Penelitian tentang penilaian, stabilitas, reliabilitas dan vocasional adaptivity, menunjukkan gay-lesbian berfungsi sama halnya dengan kaum heteroseksual. Homoseksualitas juga bukan masalah tentang pilihan individual. Riset menyatakan kalau orientasi homoseksual berada ditempat yang paling awal dari lingkaran kehidupan, kemungkinan sudah ada sebelum lahir.

Tidak ada komentar: