Perihal Danau Toba
Perbukitan sepanjang danau terdapat batu gantung. Batu
konon merupakan penjelmaan dari seorang gadis dari marga Sinaga dan anjingnya
yang terjun dari perbukitan. Hingga kini
batu hitam memanjang dan sebongkah batu
lainnya terlihat menggantung di bukit.
“Sang putri menolak dijodohkan dengan raja dari marga Sidabutar.
Dia lebih memilih pria dari marganya
sendiri, tapi karena orang tua menolak
dan adat tidak memungkinkan, dia memilih bunuh diri.
Dipulau Samosir, tepatnya di desa Tomok, terdapat
makam Raja Sidabutar dengan keluarganya.
Di makam raja yang telah berusia 500an tahun terdapat pahatan panglima perang
kerajaan Muhammad Said dari Aceh. Hal ini menimbulkan opini yang menyebutkan
apabila sang raja juga menganut agama Islam.
“Raja Opu Sidabutar adalah raja pertama yang memegang kekuasaan di Samosir, Di komplek makam ini
terdapat beberapa makam yang terbuat dari batu.
Antara lain makam Raja Sidabutar I dan II. Makam mereka pun bisa dibuka dengan menggeser penutupnya.
Gunung Toba adalah super volcano yakni gunung aktif dalam kategori sangat
besar, meletus terakhir sekitar 74.000an tahun yang lalu. Sat ini yang terlihat
sebuah danau yaitu Danau Toba, Sumatra Utara, Indonesia yang merupakan bekas
kaldera terbesar di dunia. Pada tahun 1939, geolog Belanda Van Bemmelen
melaporkan, Danau Toba, yang panjangnya 100 kilometer dan lebarnya 30
kilometer, dikelilingi oleh batu apung peninggalan dari letusan gunung. Van
Bemmelen menyimpulkan, Toba adalah sebuah gunung berapi. Beberapa geolog menyimpulkan,
Toba adalah sebuah gunung berapi. Belakangan, beberapa geolog lain menemukan
debu rhyolit yang seusia dengan batuan Toba di Malaysia.
Beberapa ahli kelautan melaporkan telah menemukan jejak-jejak batuan Toba
di Samudra Hindia dan Teluk Bengal. Para peneliti sebelumnya, Van Bemmelen juga
Aldiss & Ghazali (1984) menduga Toba tercipta lewat sebuah letusan maha
dahsyat. Peneliti lain, Vestappen (1961), Yokoyama dan Hehanusa (1981), serta
Nishimura (1984), menduga kaldera itu tercipta lewat beberapa kali letusan.
Peneliti lainnya, Knight dan sejawatnya (1986) serta Chesner dan Rose (1991),
memberikan perkiraan lebih rinci: kaldera Toba tercipta lewat tiga letusan
raksasa.
Letak Gunung Toba (kini: Danau Toba), di Indonesia rawan bencana. Hal ini
terkait dengan posisi Indonesia yang terletak di pertemuan tiga lempeng
tektonik, yakni Aurasia, Indo-Australia dan Lempeng Pasifik. Sebanyak 80% dari
wilayah Indonesia, terletak di lempeng Aurasia, yang meliputi Sumatera, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi dan Banda.Lempeng benua ini hidup, setiap tahunnya mereka
bergeser atau menumbuk lempeng lainnya dengan jarak tertentu. Lempeng Aurasia
yang merupakan lempeng benua selalu jadi sasaran. Lempeng Indo-Australia
misalnya menumbuk lempeng Aurasia sejauh 7 cm per tahun. Atau Lempeng Pasifik
yang bergeser secara relatif terhadap lempeng Aurasia sejauh 11 cm per tahun.
Dari pergeseran itu, muncullah rangkaian gunung, termasuk gunung berapi Toba. Jika
ada tumbukan, lempeng lautan yang mengandung lapisan sedimen menyusup di
bawahnya lempeng benua. Proses ini lantas dinamakan subduksi atau penyusupan. Gunung
hasil subduksi, salah satunya Gunung Toba. Meski sekarang tak lagi berbentuk
gunung, sisa-sisa kedasahyatan letusannya masih tampak hingga saat ini. Danau
Toba merupakan kaldera yang terbentuk akibat meletusnya Gunung Toba sekitar
tiga kali yang pertama 840 juta tahun lalu dan yang terakhir 74.000 tahun lalu.
Bagian yang terlempar akibat letusan itu mencapai luas 100 km x 30 km persegi.
Daerah yang tersisa kemudian membentuk kaldera. Di tengahnya kemudian muncul
Pulau Samosir.
Sebelumnya Gunung Toba pernah meletus tiga kali. Letusan pertama terjadi
sekitar 840 juta tahun lalu. Letusan ini menghasilkan kaldera di selatan Danau
Toba, meliputi daerah Prapat dan Porsea. Letusan kedua yang memiliki kekuatan
lebih kecil, terjadi 500 juta tahun lalu. Letusan ini membentuk kaldera di
utara Danau Toba. Tepatnya di daerah antara Silalahi dengan Haranggaol. Dari
dua letusan ini, letusan ketigalah yang paling dashyat. Letusan ketiga 74.000
tahun lalu menghasilkan kaldera, dan menjadi Danau Toba sekarang dengan Pulau
Samosir di tengahnya. Gunung Toba ini tergolong Supervolcano. Hal ini
dikarenakan Gunung Toba memiliki kantong magma yang besar yang jika meletus
kalderanya besar sekali. Volcano kalderanya ratusan meter, sedangkan
Supervolacano itu puluhan kilometer.
Yang menarik adalah terjadinya anomali gravitasi di Toba. Menurut hukum
gravitasi, antara satu tempat dengan lainnya akan memiliki gaya tarik bumi sama
bila mempunyai massa, ketinggian dan kerelatifan yang sama. Jika ada materi
yang lain berada di situ dengan massa berbeda, maka gaya tariknya berbeda.
Bayangkan gunung meletus. Banyak materi yang keluar, artinya kehilangan massa
dan gaya tariknya berkurang. Lalu yang terjadi up-lifting (pengangkatan).
Inilah yang menyebabkan munculnya Pulau Samosir. Magma yang di bawah itu terus
mendesak ke atas, pelan-pelan. Dia sudah tidak punya daya untuk meletus.
Gerakan ini berusaha untuk menyesuaikan ke normal gravitasi. Ini terjadi dalam
kurun waktu ribuan tahun. Hanya Samosir yang terangkat karena daerah itu yang
terlemah. Sementara daerah lainnya merupakan dinding kaldera.
Dibalik kontur daerah tersebut, terselip pula certa hikayat didalamnya. Pada
zaman dahulu adalah seorang petani bernama Toba yang menyendiri di sebuah
lembah yang landai dan subur. Petani itu mengerjakan sawah dan ladang untuk
keperluan hidupnya. Selain mengerjakan ladangnya, kadang-kadang lelaki itu
pergi memancing ke sungai yang berada tak jauh dari rumahnya. Setiap kali dia
memancing, mudah saja ikan didapatnya karena di sungai yang jernih itu memang
banyak sekali ikan. Ikan hasil pancingannya dia masak untuk dimakan.
Pada suatu sore, setelah pulang dari ladang lelaki itu langsung pergi ke
sungai untuk memancing. Tetapi sudah cukup lama ia memancing tak seekor iakan
pun didapatnya. Kejadian yang seperti itu,tidak pernah dialami sebelumnya.
Sebab biasanya ikan di sungai itu mudah saja dia pancing. Karena sudah terlalu
lama tak ada yang memakan umpan pancingnya, dia jadi kesal dan memutuskan untuk
berhenti saja memancing. Tetapi ketika dia hendak menarik pancingnya, tiba-tiba
pancing itu disambar ikan yang langsung menarik pancing itu jauh ketengah
sungai. Hatinya yang tadi sudah kesal berubah menjadi gembira, Karena dia tahu
bahwa ikan yang menyambar pancingnya itu adalah ikan yang besar. Setelah
beberapa lama dia biarkan pancingnya ditarik ke sana kemari, barulah pancing
itu disentakkannya, dan tampaklah seekor ikan besar tergantung dan
menggelepar-gelepar di ujung tali pancingnya. Dengan cepat ikan itu ditariknya
ke darat supaya tidak lepas. Sambil tersenyum gembira mata pancingnya dia lepas
dari mulut ikan itu. Pada saat dia sedang melepaskan mata pancing itu, ikan
tersebut memandangnya dengan penuh arti. Kemudian, setelah ikan itu
diletakkannya ke satu tempat dia pun masuk ke dalam sungai untuk mandi.
Perasaannya gembira sekali karena belum pernah dia mendapat ikan sebesar itu.
Dia tersenyum sambil membayangkan betapa enaknya nanti daging ikan itu kalau
sudah dipanggang. Ketika meninggalkan sungai untuk pulang kerumahnya hari sudah
mulai senja. Setibanya di rumah, lelaki itu langsung membawa ikan besar hasil
pancingannya itu ke dapur. Ketika dia hendak menyalakan api untuk memanggang
ikan itu, ternyata kayu bakar di dapur rumahnya sudah habis. Dia segera keluar
untuk mengambil kayu bakar dari bawah kolong rumahnya. Kemudian, sambil membawa
beberapa potong kayu bakar dia naik kembali ke atas rumah dan langsung menuju
dapur.
Pada saat lelaki itu tiba di dapur, dia terkejut sekali karena ikan besar
itu sudah tidak ada lagi. Tetapi di tempat ikan itu tadi diletakkan tampak
terhampar beberapa keping uang emas. Karena terkejut dan heran mengalami
keadaan yang aneh itu, dia meninggalkan dapur dan masuk kekamar. Ketika lelaki itu
membuka pintu kamar, tiba-tiba darahnya tersirap karena didalam kamar itu
berdiri seorang perempuan dengan rambut yang panjang terurai. Perempuan itu
sedang menyisir rambutnya sambil berdiri menghadap cermin yang tergantung pada
dinding kamar. Sesaat kemudian perempuan itu tiba-tiba membalikkan badannya dan
memandang lelaki itu yang tegak kebingungan di mulut pintu kamar. Lelaki itu
menjadi sangat terpesona karena wajah perempuan yang berdiri dihadapannya luar
biasa cantiknya. Dia belum pernah melihat wanita secantik itu meskipun dahulu
dia sudah jauh mengembara ke berbagai negeri.
Karena hari sudah malam, perempuan itu minta agar lampu dinyalakan. Setelah
lelaki itu menyalakan lampu, dia diajak perempuan itu menemaninya kedapur
karena dia hendak memasak nasi untuk mereka. Sambil menunggu nasi masak,
diceritakan oleh perempuan itu bahwa dia adalah penjelmaan dari ikan besar yang
tadi didapat lelaki itu ketika memancing di sungai. Kemudian dijelaskannya pula
bahwa beberapa keping uang emas yang terletak di dapur itu adalah penjelmaan
sisiknya. Setelah beberapa minggu perempuan itu menyatakan bersedia menerima
lamarannya dengan syarat lelaki itu harus bersumpah bahwa seumur hidupnya dia
tidak akan pernah mengungkit asal usul istrinya myang menjelma dari ikan.
Setelah lelaki itu bersumpah demikian, kawinlah mereka.
Setahun kemudian, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang mereka beri
nama Samosir. Anak itu sngat dimanjakan ibunya yang mengakibatkan anak itu
bertabiat kurang baik dan pemalas. Setelah cukup besar, anak itu disuruh ibunya
mengantar nasi setiap hari untuk ayahnya yang bekerja di ladang. Namun, sering
dia menolak mengerjakan tugas itu sehingga terpaksa ibunya yanng mengantarkan
nasi ke ladang.
Suatu hari, anak itu disuruh ibunya lagi mengantarkan nasi ke ladang untuk
ayahnya. Mulanya dia menolak. Akan tetapi, karena terus dipaksa ibunya, dengan
kesl pergilah ia mengantarkan nasi itu. Di tengah jalan, sebagian besar nasi
dan lauk pauknya dia makan. Setibanya diladang, sisa nasi itu yang hanya
tinggal sedikit dia berikan kepada ayahnya. Saat menerimanya, si ayah sudah
merasa sangat lapar karena nasinya terlambat sekali diantarkan. Oleh karena
itu, maka si ayah jadi sangat marah ketika melihat nasi yang diberikan
kepadanya adalah sisa-sisa. Amarahnya makin bertambah ketika anaknya mengaku
bahwa dia yang memakan sebagian besar dari nasinya itu. Kesabaran si ayah jadi
hilang dan dia pukul anaknya sambil mengatakan: “Anak kurang ajar. Tidak tahu
diuntung. Betul-betul kau anak keturunan perempuan yang berasal dari ikan!”
Sambil menangis, anak itu berlari pulang menemui ibunya di rumah. Kepada
ibunya dia mengadukan bahwa dia dipukuli ayahnya. Semua kata-kata cercaan yang
diucapkan ayahnya kepadanya di ceritakan pula. Mendengar cerita anaknya itu, si
ibu sedih sekali, terutama karena suaminya sudah melanggar sumpahnya dengan
kata-kata cercaan yang dia ucapkan kepada anaknya itu. Si ibu menyuruh anaknya
agar segera pergi mendaki bukit yang terletak tidak begitu jauh dari rumah
mereka dan memanjat pohon kayu tertinggi yang terdapat di puncak bukit itu.
Tanpa bertanya lagi, si anak segera melakukan perintah ibunya itu. Dia
berlari-lari menuju ke bukit tersebut dan mendakinya.
Ketika tampak oleh sang ibu anaknya sudah hampir sampai ke puncak pohon
kayu yang dipanjatnya di atas bukit , dia pun berlari menuju sungai yang tidak
begitu jauh letaknya dari rumah mereka itu. Ketika dia tiba di tepi sungai itu
kilat menyambar disertai bunyi guruh yang megelegar. Sesaat kemudian dia
melompat ke dalam sungai dan tiba-tiba berubah menjadi seekor ikan besar. Pada
saat yang sama, sungai itu pun banjir besar dan turun pula hujan yang sangat
lebat. Beberapa waktu kemudian, air sungai itu sudah meluap kemana-mana dan
tergenanglah lembah tempat sungai itu mengalir. Pak Toba tak bisa menyelamatkan
dirinya, ia mati tenggelam oleh genangan air. Lama-kelamaan, genangan air itu
semakin luas dan berubah menjadi danau yang sangat besar yang di kemudian hari
dinamakan orang Danau Toba. Sedang Pulau kecil di tengah-tengahnya diberi nama
Pulau Samosir. Kisah ini merupakn saduran dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar