Kehadiran Jakarta
Kota Tua di Jakarta dahulu kala
adalah suatu kota yang berasitektur termegah pada jamannya. Tercatat beberapa
penguasa pernahmenguasai daerah tersebut, sebut saja Kerajaan Sunda pajajaran,
Kerajaan Jayakarta, VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie), Kerajaan Belanda,
Pemerintah belanda, dan terakhir Pemerintah Indonesia. Kota Tua Jayakarta
berasal dari suatu pelabuhan yang sampai sekarang dikenal dengan sebutan Sunda
Kelapa. Pelabuhan Sunda kelapa pernah terkenal sebagai salah satu pelabuhan
terbesar di asia Tenggara. Menurut Fa Hien (seorang pengelana Cina abad ke-5 M)
bertutur bentangan teluk Jakarta tersebut disebut To-Lo-Mo atau Tarumanegara.
Setelah Pelabuhan Tarumanegara, kemudian berganti nama menjadi
Pelabuhan Kalapa. Nama berubah karena berada di bawah penguasaan Kerajaan Sunda
Pajajaran, Pelabuhan Kalapa dikenal dengan sebutan Sunda Kalapa (penyebutan
yang benar semestinya adalah Kalapa Sunda, yaitu Pelabuhan Kalapa milik
Kerajaan Sunda). Pelabuhan Sunda Kalapa mulai dikenal oleh khalayak luas pada
abad ke-14 dan semakin terkenal di awal abad ke-16.
Orang-orang Portugis di Malaka telah menjalin kerja sama perdagangan
dan pertahanan dengan penguasa Sunda Kalapa pada 21 Agustus 1522. Sebelah Barat
Kerajaan Sunda telah muncul Kesultanan Banten, sebelah Timur telah berdiri
Kesultanan Demak dan Kesultanan Cirebon yang sangat menginginkan terhadap
Pelabuhan Sunda Kalapa yang megah dan ramai tersebut. Sekitar tanggal 22 Juni
1527, Kesultanan Demak, Cirebon dan Banten bersatu di bawah pimpinan Fatahillah
menyerang Sunda Kalapa. Fatahillah (Bangsawan asal Sumatera dan menantu dari
Sultan Trenggono – penguasa Demak) kemudian merubah nama Sunda Kalapa menjadi
pelabuhan “Jayakarta” yang berarti kemenangan sempurna.
Penguasaan terhadap Jayakarta berlangsung dari 1527 hingga 1619.
Penguasaan tersebut berakhir dengan masuknya VOC ke pelabuhan tersebut dan
menaklukkan Jayakarta. VOC merubah nama Jayakarta menjadi menjadi Batavia pada
30 Mei 1619 di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen. VOC bertahan hingga tahun 1799,
setelah itu pemerintahan Nederlansche Indie (Hindia Belanda) di ambil alih
langsung oleh Kerajaan Belanda. Pada 1942 tentara Jepang berhasil mengambil
alih kekuasaan Kerajaan Belanda atas Batavia dan mengganti namanya menjadi
Jakarta begitu pula Pelabuhan Batavia diganti menjadi Pelabuhan Jakarta. Kurang
lebih tiga tahun Jepang berkuasa, pada tanggal 17 Agustus 1945, Hindia Belanda
di Proklamasikan rakyat Indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) dan nama Jakarta diabadikan sampai sekarang.
Sekarang Jakarta merupakan kota
metropolitan yang memiliki segudang masalah. Sejarah panjang membuat Jakarta
sudah terbiasa dengan lika liku masalah social dan kependudukan. Kebudayaan
yang terbentuk lama pun juga menjadi masalah tersendiri ditengah deru kota
Jakarta yang tidak kenal ampun. Kota Tua saat ini memang benar benra menjadi
kota Tua yang begitu sulit untuk dipelihara. Berbagai komunitas pecinta
bangunan tua ataupun sejarah menjadi penopang penyelamat jaman dan alat semprit
bagi roda hidup. Mudah-mudahan Jakarta masih mampu menampilkan kemolekan sisa
sisa masa lampaunya seperti Venecia ataupun Milan.
Sumber :komunitas Historia, komunitashistoria@yahoogroups.com
atau http://groups.yahoo.com/groups/komunitashistoria atau www.komunitas-historia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar