Fetishisme Dalam tubuh
Sigmund Freud
mempercayai bahwa fetishisme seksual pada pria yang berasal dari ketakutan
bawah sadar alat kelamin ibu, dari rasa takut yang universal pria pengebirian,
dan dari fantasi laki-laki bahwa ibunya punya penis tetapi hal itu telah
dipotong. Dia tidak membahas fetisisme seksual pada wanita.
Fetishisme menggambarkan bentuk penyimpangan seksual
dimana individu dalam melakukan aktivitas seksual melibatkan barang-barang
tertentu. Bila benda-benda yang menyertai aktivitas tersebut tidak ada, maka
individu tidak bergairah atau kehilangan libido seksualnya.
Pengertian fetishisme adalah pemuasan nafsu
seksual dengan cara menggunakan simbol seks dari lawan jenisnya, terutama
pakaian. Sumber: Haji Jalaluddin, Psikologi
Agama, Jakarta: Rajawali Press, 2012, halaman 89. Fetishisme adalah salah satu bentuk dari parafilia.
Definisi parafilia adalah stimulasi seksual atau tindakan yang menyimpang dari
kebiasaan seksual normal. Bagi orang-orang tertentu, tindakan menyimpang
inidiperlukan untuk menghasilkan rangsangan
seksual dan orgasme. Fetishisme masuk dalam kelainan yang dikategorikan
dorongan seksual yang berulang dan secara menimbulkan khayalan yang dipengaruhi
oleh suatu obyek yang dituju.
Obyek (fetishisme) disebut fetish, maka seseorang fetishist yang memiliki jimat untuk situasi
objek. Kata fetish berasal dari fétiche (Perancis). Fétiche berasal dari
feitiço (Portugis) yang berarti mantra.
Feitiço akarnya dari bahasa Latin yakni facticius yang bermakna buatan
dan facere dengan arti untuk membuat. Dari akar kata ini Fetish memiliki makna
sebuah objek diyakini memiliki kekuatan supranatural, atau khusus, benda buatan
manusia yang memiliki kekuasaan atas orang lain. Istilah "fetish
erotis" dan "fetish seksual" diperkenalkan oleh Alfred Binet . Kadang-kadang, kata fetish
dapat dianggap sinonim untuk "fetish seksual" (misalnya, bila
digunakan dalam pornografi berdasarkan fetishes seksual).
Individu dengan gangguan fetishisme akan bergairah
bila melihat, merasakan atau bersentuhan dengan objek-objek tersebut. Objek-objek
fantasi seksual fetish ; sepatu dengan tumit tinggi, kostum berbahan karet ataupun
kulit, celana dalam bentuk atau corak tertentu, atau lingerie berbagai model.
Fetish akan mengajak lawan mainnya untuk menggunakan alat
atau menggunakannya sendiri dalam kegiatan seksualnya. Bentuk lain dari
fetishisme ada juga yang disebut dengan istilah partialism, yakni individu
fetish dalam melakukan aktivitas seksualnya terangsang dengan salah satu bagian
dari tubuh pasangannya seperti kaki (betis), jempol kaki, payudara atau pantat.
Beberapa jenis fetish didasarkan pada benda-benda
yang menjadi objek:
• balloon fetishism (balon)
• fur fetishism (bulu binatang)
• leather fetishism (seragam dari kulit)
• panty fetishism (celana dalam)
• robot fetishism (robot atau mesin)
• rubber fetishism (bahan dari karet)
• shoe fetishism (sepatu)
• smoking fetishism (rokok)
Fetishisme lebih banyak dialami pria. Fetishisme pada
umumnya dapat diterima oleh masyarakat selama tidak terjadinya kekerasaan akibat
pemaksaan keinginan salah satu pihak. Fetish akan berupaya mendapatkan
objek-objek yang menjadiimajinasinya untuk digunakan oleh pasangannya. Lawan
mainnya tidak keberatan dengan “peralatan” tersebut selama tidak tersiksa, bias
jadi menjadi model lain dalam berfantasi.
Psikolog dan praktisi medis berpendapat bahwa
fetisisme sebagai variasi normal seksualitas manusia. Dalam hal ini tahap
fethisisme yang normal atau rendah.
Apabila sudah dalam keadaan akut, terapi secara berkala sudah harus dilakukan. Pengobatan untuk fetisisme yaitu dengan metode
terapi perilaku kognitif dan psikoanalisis. Terapi ini
memang bukan menjadi mutlak untuk kembali normal, setidaknya berkurang.
Terapi perilaku kognitif memiliki tujuan untuk mengubah perilaku seseorang tanpa menganalisa bagaimana dan mengapa hal tersebut muncul. Terapi perilaku kognitif berfokus membantu pasien ke pikiran yang mempengaruhi suasana hati pasien dan perilaku. pasien belajar untuk mengubah pikiran irasional dan menyelesaikan penyebab stres.
Terapi perilaku kognitif memiliki tujuan untuk mengubah perilaku seseorang tanpa menganalisa bagaimana dan mengapa hal tersebut muncul. Terapi perilaku kognitif berfokus membantu pasien ke pikiran yang mempengaruhi suasana hati pasien dan perilaku. pasien belajar untuk mengubah pikiran irasional dan menyelesaikan penyebab stres.
Dengan
memotong menurunkan tingkat steroid seks, gairah seksual berkurang. Sampai sekarang penelitian masih terus dilakukan,
belum ada obat yang menangani fetishisme.Perawatan fisik hanya cocok untuk
mendukung salah satu metode psikologis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar