ANALISIS SWOT
Analisa SWOT
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) menjadi salah satu alat
yang sering digunakan memetakan kekuatan perusahaan maupun untuk mengetahui
kelemahan suatu perusahaan tersebut
Proses
penggunaan manajemen analisa SWOT menghendaki suatu survei internal tentang
strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) program, serta survei eksternal
atas opportunities (ancaman) dan threats (peluang/kesempatan).
SWOT merupakan
suatu teknik yang sederhana, mudah dipahami, dan juga bisa digunakan dalam
merumuskan strategi-strategi dan kebijakan-kebijakan untuk pengelolaan suatu
perusahaan. Dalam hal ini, SWOT tidak memiliki titik akhir, dalam artian akan
selalu berubah sesuai dengan tuntutan jaman maupun situasi.
Analisis SWOT
secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan
internal suatu organisasi, serta kesempatan dan ancaman lingkungan
eksternalnya. SWOT merupakan suatu perangkat umum yang didesain dan digunakan
sebagai langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan
strategis dalam berbagai terapan (Johnson, dkk., 1989; Bartol dkk., 1991).
Langkah
pertama dalam analisis SWOT adalah membuat sebuah lembaran kerja dengan jalan
menarik sebuah garis persilangan yang membentuk empat kuadran, keadaan
masing-masing satu untuk kekuatan, kelemahan, peluang/kesempatan, dan ancaman.
Secara garis besar lembaran kerja tersebut diperlihatkan dalam lembar-1.
Langkah berikutnya adalah membuat daftar item spesifik yang berhubungan dengan
masalah yang dihadapi di bawah topik masing. Dengan membatasi daftar sampai 10
poin atau lebih sedikit, untuk menghindari generalisasi yang berlebihan
(Johnson, et al., 1989)
Lembar-1
Contoh
Lembaran Kerja Analisis SWOT
Potensi
Kekuatan Internal (S)
……………….
……………….
.………………
……………….
Potensi
Kelemahan Internal (W)
……………….
……………….
.………………
……………….
Potensi
Kesempatan External (O)
……………….
……………….
.………………
……………….
Potensial
Ancaman External (T)
……………….
……………….
.………………
……………….
SWOT dapat
dilaksanakan secara individual atau secara kelompok dalam organisasi. Teknik
secara kelompok akan lebih efektif khususnya dalam pengadaan struktur,
objektifitas, kejelasan dan fokus untuk diskusi mengenai strategi, sehingga
tidak akan cenderung melantur, dan bahkan akan terkena pengaruh politik atau
kesenangan (interest) perseorangan yang kuat (Glass, 1991).
Pada umumnya
SWOT hanya mencerminkan pandangan seseorang atau kelompok, dimana hanya
mencerminkan keberpihakan dalam menilai tindakan yang telah ditentukan
sebelumnya, daripada digunakan sebagai alat untuk menemukenali
kemungkinan-kemungkinan peluang baru. Hal penting yang perlu perhatikan bahwa
kadang-kadang ancaman juga dapat dipandang sebagai kesempatan, tergantung orang
atau kelompok yang terlibat.
SWOT
memungkinkan sebuah institusi untuk mengambil cara yang singkat daripada
melakukan sebuah penelitian khusus kekuatannya yang sesuai dengan kesempatan,
sehingga mengabaikan kesempatan yang tidak dirasakan. Metode yang lebih
pro-aktif dalam identifikasi kesempatan/peluang adalah paling menarik, baru
kemudian merencanakan dan menemukembangkan strategi institusi untuk memenuhi
kesempatan-kesempatan tersebut. Hal ini akan menciptakan strategi efektif,
menurut Glass (1991), dalam menghadapi tantangan, daripada sekedar menemukan
kekuatan yang ada dan kesempatan yang dipilih untuk dikembangkan kemudian.
Analisis SWOT
adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematik untuk merumuskan strategi
perusahan/instansi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threaths).
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal, yaitu peluang dan ancaman
dengan faktor internal, yaitu kekuatan dan kelemahan.
STRENGTHS (S)
·
Menempati posisi tengah kota
·
Rumah sakit PKU tertua di DIY
Yogyakarta
·
Langsung dibawah kendali PP
Muhammadiyah
·
Masuk kedalam klasifikasi kelas
B dikawasan DIY Yogyakarta
·
Mendapatkan serifikat ISO 9001
dalam hal pelayanan dan kualitas
·
Dikenal sebagai salah satu
Rumah Sakit yang cepat dalam pengurusan ASKES
·
Salah satu Rumah Sakit tertua
di DIY Yogyakarta
·
Falsafah kerja yang mengacu
pada visi, misi RS.
·
Hubungan kemitraan dengan
profesi lain.
·
Tingkat kepuasan pelanggan
terhadap pelayanan dan system administrasi.
·
Selalu ikut serta dalam
kegoatan kemanuasiaan, seperti ketika letusa Gunung Merapi tahun 2010
·
Adanya komitmen dan motivasi
dari pihak manajemen, dokter, dan perawat dalam implementasi Total Quality
Service
·
Pemberian pelayanan perawatan
mengutamakan klien
·
Dikenal melayani Askekin dengan
baik
WEAKNESSES (W)
·
Lahan Parkir yang sempit
·
Lahan PKU yang sudah tidak
dapat diperluas lagi
·
Penggajian yang berbeda di tiap
PKU
·
Pelaksanaan perbaikan sarana yang
susah untuk dilakukan
OPPORTUNIES
(O)
·
Pelaksanaan pelayanan kesehatan
berbasis kehalalan
·
Pelayanan Khusnul Khotimah
·
Pendampingan kepada pihak
pasien dalam menghadapi masa-masa
kritisnya
·
Adanya tenaga magang
·
Populasi penduduk cenderung
meningkat.
·
Asuransi kesehatan, JPKM,
astek, dan asuransi kesehatan yng lain mulai bersaing dalam menyediakan
fasilitas.
·
Kerjasama dengan instansi
pendidikan.
·
Terdapatnya tenaga spesialis
medik.
·
RS PKU Yogyakarta yang berada
di kota yang semakin berkembang.
·
Perkembangan pendidikan
keperawatan meningkat
·
Perkembangan transportasi
·
Status sebagai rumah sakit
rujukan dan pendidikan.
·
Berada dilingkungan
Muhammadiyah yang kuat
·
Meningkatkan hubungan/promosi
dengan instansi swasta/pemerintah/ masyarakat
·
RS PKU Muhammadiyah sedang mengembangkan membuat rumah sakit
kedua karena kompleks rumah sakit yang berada di Jalan KHA Dahlan sudah tidak
mampu menampung pasien dan keluarganya. Dengan area parkir yang sangat sempit
dan jalan yang semakin macet, keputusan untuk membuka rumah sakit kedua menjadi
suatu hal yang penting. Happy Land sebuah rumah sakit modern dengan konsep
inovatif yang memadukan antara pelayanan kesehatan, perbelanjaan, dan rekreasi
dibuka di darah Timoho, kawasan pemukiman mahal di tengah kota Yogya.
Strategi SO
·
Menanamkan visi, misi, falsafah
sebagai tujuan pelayanan customer oriented.
·
Mengoptimalkan sumber daya
perawat dan dokter untuk meningkatkan kualitas pelayanan perawatan
·
Peningkatan standar profesi
perawatan sesuai Iptekkes
·
Memenuhi harapan masyarakat
dengan implementasi Total Quality Service
·
Menerapkan customer service
untuk kepuasan pelanggan
·
Meningkatkan jalinan dengan
JPKM/asuransi lain.
Strategi WO
·
Dipikirkan manajemen
perparkiran dalam rumah sakit
·
Perlu adanya penambahan
sarana/alat perawatan dan realisasi perbaikan sarana.
·
Penerapan managemen perawatan
yang baik dengan perencanaan jangka pendek dan panjang demi kualitas pelayanan
perawat bagi pelanggan internal dan eksternal.
·
Peningkatan keterbukaan dan
komunikasi
·
Membudayakan etos prestasi dan
kerja tim demi eksistensi perawat.
·
Dilakukan evaluasi kinerja secara
periodik dan terencana.
·
Memperbaiki sistem informasi
manajemen keperawatan
·
Meningkatkan motivasi perawat
dalam kerja.
·
Kejelasan antara reward dan
punisment.
·
Meningkatkan jalinan dengan
JPKM/asuransi lain.
·
Tingkatkan jaminan kesehatan
karyawan
TREATHS (T)
·
RS PKU belum dapat
terkoordinasi baik (Surabaya sudah dapat melakukan koordinasi dengan baik)
·
Masih kuatnya image competitor
·
Masih dalam kategori ruah sakit
tipe B
·
Memanfaatkan lahan yang
terbatas dengan penggunaan lahan yang ada dengan maksimal
·
Adanya pesaing utama
·
Peningkatan kesadaran
masyarakat akan hukum etika, malpraktek serta tuntutan pengadilan terhadap
tenaga kesehatan, UU No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
·
Akibat dari globalisasi,
modernisasi, dan industrialisasi menimbulkan pergeseran nilai dan norma
kehidupan. Keadaan ini menimbulkan pula stres.
·
Perkembangan profesi
lain:spesialisasi
·
Pertumbuhan rumah sakit pesaing
dan pelayanan kesehatan lainnya.
Strategi ST
·
Meningkatkan jalinan dengan
JPKM/asuransi lain.
·
Meningkatkan promosi kepada
masyarakat luar.
·
Memberikan pelayanan yang
mengutamakan kepuasan pelanggan.
·
Penekanan penerapan etika
profesi perawat.
·
Meningkatkan komitmen perawat
dalam melaksanakan metode Total Quality Service
·
Memotivasi SDM dan elemen
terkait untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan pelayanan
Strategi WT
·
Perlu peningkatan forum diskusi
antara perawat dengan institusi pendidikan untuk transfer informasi.
·
Tingkatkan efisiensi dan
efektifitas kerja
·
Meningkatkan fasilitas
keperawatan sesuai standar, agar dapat bersaing dengan RS yang lain
Alternatif
Strategi pada Strategi Weakness - Opportunity
·
Diperlukan penambahan tenaga
perawat ataupun pendamping perawat karena beban kerja yang tinggi ataupun busa
juga peningkatan pendidikan.
·
Diperlukan peninjauan ulang tentang
sistem insentif, agar diupayakan dapat terseragamkan intensif PKU se DIY
Yogyakarta
·
Perlunya dilakukan penambahan
alat-alat perawatan.
·
Kejelasan wewenang ruangan
dalam pengaturan operasionalnya dan berinovasi.
·
Perlunya penyamaan persepsi,
komunikasi dan keterbukaan antara pihak operasional dengan pihak manajemen
·
Pentingnya kejelasan antara
reward dan punishment untuk meningkatkan komitmen dan tanggung jawab perawat.
·
Penting dilakukan evaluasi
secara periodik.
·
Pelaksanaan pelatihan ataupun
Continuing Nursing Education untuk meningkatkan pengetahuan perawat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar