Kristenisasi Dalam Sudut Pandang Luar
Allah
SWT berfirman pada surah Al baqarah ayat 120: “Orang-orang Yahudi dan
Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
Katakanlah: “sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar).” Dan
sesungguhnya jika kamu mau mengikuti kemauan mereka setelah pegetahuan datang
kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. Maha benar firman Allah SWT.
Masih terlalu banyak contoh betapa ‘Kristenisasi’
dianggap sebagai momok. Akibatnya, bangunan gereja baru sulit berdiri karena
warga khawatir terjadi pemurtadan massal. “Lebih mudah orang mendirikan panti
pijat atau tempat hiburan ketimbang gereja,” keluh Ruyandi Hutasoit, ketua umum
Partai Damai Sejahtera (PDS) di depan Megawati Soekarnoputri ketika masih
menjadi Presiden. Orang Indonesia sudah akrab dengan kristenisasi. Kristenisasi adalah suatu perbuatan yang
mempengaruhi seseorang untuk masuk ke agama Kristen dengan berbagai macam cara
atau langkah , bahasa singkatnya meng-Kristenkan orang lain. Kristenisasi di
Indonesia dan di dunia Intenasional sebagian besar yang menjadi korban adalah
umat islam. Amanat agung yang sangat penting itu
bisa kita baca di ayat 15: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil
kepada segala makhluk!” Perintah ini secara populer biasa disebut
‘Kristenisasi’. Dalam sejarah, kita tahu, bagaimana sejumlah ‘negara Kristen’
menyisipkan misi Kristenisasi ini dalam petualangannya ke seluruh dunia. Trias
G–Gold (kekayaan), Gospel (pekabaran Injil), dan Glory (kejayaan)–diselundupkan
dalam misi mereka. Begitu banyak dampak negatif, yang terjadi gara-gara
pekabaran Injil diselundupkan dalam imperialisme.
Kristenisasi di Indonesia saat ini sudah
terang-terangan, seperti kristenisasi di Aceh waktu terjadinya tsunami,
kritenisai di Yogyakarta ketika terjadi gempa bumi, ataupun kristenisasi di
Jawa Tengah yang lumayan berhasil. Kristenisasi yang terjadi di Aceh dan
Yogyakarta merupakan kristenisasi yang
terselubung adanya bantuan bencana Alam pasca tsunami dan gempa. Sekelompok
orang yang mengatasnamakan suatu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menggunakan
berbagai cara untuk menyusupkan bentuk kristenisasi mereka. Harian Inggris The
Observer menulis, para misionaris asing ini kini banyak berdatangan ke Aceh dengan
sambil memberikan bantuan. Sempat muncul di salah satu media di Indonesia,
sebuah yayasan kristen banyak menampung korban tsunami tanpa sepengetahuan dai
pihak Indonesia.
Para misionaris yang terkenal agresif
menyebarkan agama Kristen, menurut The Observer, bahkan tidak sudah
terang-terangan menjalankan misinya. “Kami juga ingin mengenalkan nilai-nilai
Kristen pada mereka… sehingga mereka bisa melihat sesuatu yang lain bahwa kita
dekat dengan cinta Kristus,” ujar William Suhanda yang memimpin kelompok
misionaris Light of Love for Aceh. Selain memberikan bantuan makanan di Banda
aceh, kelompok ini berharap bisa membawa sekitar 50 anak-anak Aceh ke panti
asuhan Kristen di Jakarta.
Harian Baltiomore Sun, juga menurunkan
laporan tentang adanya kelompok misionaris dari aliran Kristen Evangelis yang
menyusup ke tim-tim pengirim bantuan ke Aceh. Sebelumnya, The Washington Post
juga membuat laporan serupa tentang rencana kelompok misionaris yang ingin
mengkristenkan sekitar 300 anak-anak Aceh.
Misionaris yang berbasis di Virginia,
WorldHelp, mendapatkan sokongan dana dari kelompok Kristen Evangelis di seluruh
dunia. Tragedi bencana tsunami di Aceh merupakan kesempatan yang jarang mereka
dapatkan, untuk melakukan misi kristenisasi di wilayah-wilayah yang mereka anggap
sulit dijangkau, demikian tulis harian tersebut.
“Dalam kondisi normal, Banda Aceh tertutup
bagi warga asing dan segala sesuatu yang berhubungan dengan agama Kristen,”
ujar ketua misionaris dalam situsnya. “Karena ada bencana alam, rekan-rekan
kami disana mendapatkan hak yang sama dan leluasa masuk untuk menyebarkan
ajaran injil,” tulis situs tersebut. The Washington Post menuliskan, situs itu
tiba-tiba berubah dan seruan untuk menggalang dana dihilangkan setelah ada
seorang reporter yang ingin mendalami informasi tersebut.
Dari situs swaramuslim.net, mengatakan :
salah satu dari beberapa langkah atau cara untuk melancarkan proyek
kristenisasi yaitu: Ada yang memalsukan Al-Quran, pendeta mengaku haji, sampai
upaya memurtadkan kiai ternama. Ada pula tokoh Muslim yang “mendukung”
kristenisasi. Kawin antar-agama hanyalah salah satu cara kristenisasi. Lainnya,
banyak. Menurut kristolog Abu Deedat Shihab, kaum misionaris dan zending perlu
menempuh berbagai macam cara karena selama ini merasa gagal. Kini, kristenisasi
lebih diprioritaskan untuk menjauhkan ummat Islam dari agama, baru kemudian
memurtadkannya. Abu Deedat merujuk pada Al-Quran Surat Al-Baqarah: 109,
“Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu
kepada kekafiran setelah kamu beriman…” Juga Al-Baqarah: 120, “Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama
mereka.” ……..
Majalah Time edisi 30 Juni 2003 lalu,
menurunkan tema unik yang mengundang perhatian tersendiri. Dalam edisi yang
bergambar Salib emas yang sedang digenggam tersebut, Time menurunkan judul
Should Christians Convert Muslim? Haruskah Kristen menarik Muslim? Kira-kira
begitu terjemahan bebasnya. Dalam edisi tersebut dituliskan berbagai kiprah dan
kemajuan gerakan Kristenisasi di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia.
Bahkan, dalam peta yang dilampirkan, negara-negara seperti Indonesia, Malaysia,
Brunei, India dan Nigeria termasuk negara-negara dengan jumlah misionaris dan
penginjil tertinggi. Dicantumkan dalam peta tersebut, jumlah penginjil dan
misionaris yang tersebar di Indonesia diperkirakan 4.001 sampai 10.000 orang
aktivis.
Angka di atas adalah data resmi yang bisa terdeteksi. Namun bisa jadi, jumlah yang sebenarnya jauh dari angka yang disebutkan oleh Time. Dengan jumlah dan gerakan yang masif seperti itu, dapat dibayangkan berapa besar angka rekruitmen yang mereka lakukan.
Angka di atas adalah data resmi yang bisa terdeteksi. Namun bisa jadi, jumlah yang sebenarnya jauh dari angka yang disebutkan oleh Time. Dengan jumlah dan gerakan yang masif seperti itu, dapat dibayangkan berapa besar angka rekruitmen yang mereka lakukan.
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja
bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak
akan beriman. (Al Baqarah Ayat 2:6) Allah telah mengunci-mati hati dan
pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang
amat berat. (Al Baqarah Ayat 2:7). Apabila dikatakan kepada mereka:
“Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman”, mereka menjawab:
“Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?” Ingatlah, sesungguhnya merekalah
orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu. (Al Baqarah Ayat 2:13). Dan
karena ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra
Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula)
menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan
‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan)
Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak
mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu
adalah Isa. (An Nisaa’ Ayat 4:157). Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah
mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(An Nisaa Ayat 4:15). Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan
beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari Kiamat nanti Isa itu
akan menjadi saksi terhadap mereka. (An Nisaa’ Ayat 4:159)
Dapatkah pekabaran Injil alias
Kristenisasi alias Evangelisasi tanpa triumfalisme, tanpa proselitasi,
dilakukan di Indonesia? Kenapa tidak. Yusul Bilyarta Mangunwijaya Pr (Romo
Mangun) telah membuktikannya di Kali Code, Jogja. Selama mengabdi untuk wong
cilik dan anak-anaknya di Code, almarhum tak pernah membaptis seorang pun untuk
menjadi Katolik. Warga yang Islam tetap menjadi Islam yang baik, Pentakosta
demikian, Hindu (kalau ada) pun begitu. “Kita boleh berbeda agama, tapi iman
kita sama,” kata Romo Mangun dalam berbagai kesempatan. Dan, menurut Rasul
Yakobus (Yak 2:14-26), iman harus dibuktikan dalam perbuatan atau tindakan.
“Iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati” (Yak 2:26). Inilah beban atau
pekerjaan rumah besar yang harus bisa dibuktikan oleh umat Kristiani. Tanpa
itu, saya yakin, stigma bahwa Kristenisasi sebagai gerakan sistematis untuk
memurtadkan orang yang bukan Kristen tak akan hilang dari bumi Indonesia. (*)
Sumber:
Al-Quran al Karim, TempoInteraktif, The Washington Post, Time, Lambertus L.
Hurek dan dari berbagai sumber lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar