Ngopi Ke pekanbaru…. Kim Teng Yuk…
Awalnya bikin kedai kopi di Pelabuhan Lama dengan nama
“Kedai Kopi Yu Hun”. Berubah lagi jadi “Kedai Kopi Nirmala”, “Kedai Kopi Segar”
dan baru pada 2002 jadi “Kedai Kopi Kim Teng” seperti sekarang.
Cara paling mudah untuk mencari tempat makanan khas suatu daerah adalah
bertanya pada warga lokal. Awal pertama saya di Pekanbaru, akan terselip
pertanyaan, sudah ke Kim Teng belum? Kim Teng adalah
kedai kopi yang sudah
menjadi ikon kota Pekanbaru. Selain tempat ngopi, Kim Teng
juga biasa menjadi tempat nongkrong di pagi hari, atau juga menjadi sasaran
sarapan sembari kongkow.
Pelayan akan segera datang, “mau minum apa? Makan apa?”. Saya biasanya
kalua tidak minum kopi susu, kadang the susu, atau sering juga kopi hitam. Kopi
di Kim Teng menggunakan kopi
arabica dari Kerinci, Jambi dan memanggang sendiri, itu kata Haryono, generasi
ketiga kim teng. Mereka meracik kopi
o alias kopi hitam dan kopi susu pesanan pelanggan didepan para pelanggan,
menjadi sajian khusus bagi para pelanggan.
Kim Teng yang berlokasi di Jalan
Senapelan 22, Pekanbaru dekat Pasar Bawah menempati bangunan yang cukup
luas. Kedai ini
sederetan dengan Masjid Raya Pekanbaru. Di pintu
masuk Kim Teng, banyak berjejer gerobak makanan seperti mie
ayam, nasi goreng,
dim sum, bubur, dan lain-lain. Semua makanan yang dijual halal. Gerobak makanan tersebut adalah pihak kedua yang ikut berjualan makanan di Kim Teng. Didepan kedai Kim Teng,
terdapat ATM berbagai bank yang siap digunakan apabila membutuhkan dana tunai.
kedai Kim Teng, tertata rapi kurang lebih 100 kursi dengan meja makan bulat. Di Dinding kedai Kim Teng berjejal berbagai iklan dari industri otomotif, perbankan, dan
lainnya. Layar
televisi pun terputar iklan iklan yang menjadi santapan mata para
pelanggan, jadi nggak aka nada acara televisi lokal di layar televisi tersebut.
Kalender, sudah pasti dari para pemasang iklan. Saat ini, cangkir minumnya pun
sudah tertempel oleh iklan. Begitu menggiurkan. Pelanggan Kim Teng memang dapat menjadi sasaran empuk iklan para pelaku
industri. Mengingat kursi-kursi di Kim Teng selalu penuh, khususnya pada akhir
pekan. Akhir pekan
adalah masa dimasa para pelanggan banyak yang rela menunggu kursi kosong.
kopi susu di Kim Teng dan roti bakar
isi selai srikaya yang menjadi ciri khas kedai kopi di Kim Teng, seperti beberapa
kedai daerah Melayu lainnya. Untuk rasa kopi, kopi Kim Teng mengingatkan saya
akan kopi di kedai-kedai kopitiam Rasa kopi yang cenderung pahit
dinetralisir dengan manisnya susu kental. Menariknya, racikan kopi susu di Kim Teng ini menurut saya sesuai, tak terlalu manis dan tidak terlalu pahit.
kenapa
racikan kopi bubuknya sangat digemari pengunjung, bisa jadi karena dalam biji kopi itu tidak ada campuran
bahan yang lain pada saat dimasak. Jadi benar-benar kopi asli dan tidak ada
campuran lain. Itu hanya Analisa saya saja, karena aroma kopi yang
terhidang masih terasa segar.
roti bakar isi srikayanya memiliki
keunggulan di isi selai srikaya yang juga memiliki rasa manis yang pas dan roti
yang empuk. Ada roti
yang dikukus dengan selai srikaya, nggak kalah nampol rasanya. Meskipun kedai kopi ini selalu ramai dikunjungi penikmat kopi, Kedai Kopi Kim Teng tidak menyediakan
kopi bubuk untuk dijual. Karena kopi yang dipasok melalui keluarganya yang
lain, hanya untuk diminum saat kopi panas dan ditemani roti panggang. Namun
jika ada pengunjung yang menginginkan kopi bubuk untuk dibawa pulang, pihak Kim
Teng tetap memberikannya dalam jumlah terbatas.
Untuk menikmati segelas kopi susu di
Kim Teng, pengunjung dikenakan biaya Rp 8.000. Roti bakar isi srikaya dihargai
Rp 9.000 per potong. Kedai kopi Kim Teng di Jalan Senapelan buka dari pagi hari
pukul 06.00 sampai pukul 18.00 WIB.
Ramainya
pengunjung rupanya membuat pengelola Kedai Kopi Kim Teng Jalan Senapelan ini
resah. Kedai ini memiliki masalah dengan tempat parkir. Makanya, apabila
berkunjung ke Kedai ini, jangan kaget kalua mendapat tempat parkir yang jauh
dari Kedai. Persoalan parkir ini bisa membuat kemacetan jalan, jika jumlah
pengunjung sedang ramai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar