Konsep Kehilangan Yang
Menyeruak
Di sudut pasar kota Madinah pernah ada seorang
pengemis Yahudi. Ia buta. Ia hanya menggantungkan hidupnya pada orang yang mau
memberinya makan. Dan setiap kali ada seseorang yang datang mendekatinya, ia
selalu berkata, “Wahai saudaraku. Jangan dekati Muhammad! Dia itu orang gila,
pembohong. Tukang sihir. Apabila kalian mendekatinya, kalian pasti akan terkena
pengaruhnya!” Namun, setiap hari justru Rasulullah SAW mendatanginya. Beliau membawa
makanan dengan tangannya sendiri. Dan lebih dari itu, tanpa berkata sepatah
pun, beliau menyuapi pengemis Yahudi buta itu dengan makanan yang beliau bawa.
Beliau pun tak luput mendapatkan pesan yang sama dari pengemis itu sebagaimana
disampaikan kepada sekalian orang.
“Siapakah kau?” tanyanya ketus. “Aku orang yang biasa menyuapimu,” jawab Abu Bakar. “Bukan!” sergah si Yahudi. “Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku.”
Abu Bakar termangu. “Apabila ia datang kepadaku, tidak susah tangan ini memegang dan mulut ini mengunyah,” lanjutnya pada Abu Bakar. “Orang yang biasa mendatangiku selalu menyuapiku dengan lembut.”Abu Bakar tak kuasa menahan bulir air di matanya. Ia pun sesenggukan. “Ya, kisanak. Memang aku bukanlah orang yang biasa datang kepadamu. Aku hanyalah salah seorang sahabatnya. Dan orang yang mulia itu kini telah tiada.” “O, ya? Siapakah dia? Siapa dia sebenarnya?” “Dialah Muhammad Rasulullah SAW.” “Muhammad? Benarkah demikian?” Abu Bakar mengiyakan. Ia pun lalu bersyahadat di depan Abu Bakar.
waktu sesuatu yang kita miliki ada di dekat kita, kita ga pernah menghargai dan memperhatikan mereka dengan hal yang semestinya. Namun kita merasa akan kehilangan mereka. Rasa sayang yang sesungguhnya baru akan muncul dari dalam hati dan waktu itu kita bisa melihat apakah kita benar2 menyayangi seseorang. Dan itu merupakan perjalanan apakah masih terlambat atau tidak.
“Siapakah kau?” tanyanya ketus. “Aku orang yang biasa menyuapimu,” jawab Abu Bakar. “Bukan!” sergah si Yahudi. “Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku.”
Abu Bakar termangu. “Apabila ia datang kepadaku, tidak susah tangan ini memegang dan mulut ini mengunyah,” lanjutnya pada Abu Bakar. “Orang yang biasa mendatangiku selalu menyuapiku dengan lembut.”Abu Bakar tak kuasa menahan bulir air di matanya. Ia pun sesenggukan. “Ya, kisanak. Memang aku bukanlah orang yang biasa datang kepadamu. Aku hanyalah salah seorang sahabatnya. Dan orang yang mulia itu kini telah tiada.” “O, ya? Siapakah dia? Siapa dia sebenarnya?” “Dialah Muhammad Rasulullah SAW.” “Muhammad? Benarkah demikian?” Abu Bakar mengiyakan. Ia pun lalu bersyahadat di depan Abu Bakar.
waktu sesuatu yang kita miliki ada di dekat kita, kita ga pernah menghargai dan memperhatikan mereka dengan hal yang semestinya. Namun kita merasa akan kehilangan mereka. Rasa sayang yang sesungguhnya baru akan muncul dari dalam hati dan waktu itu kita bisa melihat apakah kita benar2 menyayangi seseorang. Dan itu merupakan perjalanan apakah masih terlambat atau tidak.
Apabila kita pergi ke suatu tempat. Ada ruang yang menyatakan
bahwa anda tlah tertinggal/ketinggalan sesuatu, apakah itu? Jika anda biarkan, di tengah perjalanan baru ingat ada dompet
tertinggal....siapa yang memberitahu kita? Atau apakah itu....
Aku kehilangan
ideku. Aku menjadi linglung. Aku hilang
konsentrasi. Ide-ideku saat ini hilang, ingin rasanya aku plagiasi saja.
Tapi kok murahan banget ya?
Aku harus bagaimana? Yang bisa dilakukan sekarang hanya menulis, menulis hal-hal
yang tidak berguna. Diary pribadi, curhat tidak jelas, patah hati, nulis mabuk
enggak jelas. Belum lagi kerjaan numpuk enggak karuan. Semuannya tidak kunjung
selesai. Sekarang ku ingin pulang, ku ingin istirahat, tapi libur malah
membunuhku. Kerja senin sampai jumat dari jam setengah delapan sampai entah jam
berapa, capek, sabtu minggu bermain-main dengan alam fotografi dan dunia
wacana, serasa menjadi kehilangan semangat. Harus bagaimana aku? Mundur? Maju? Nyamping?serong?Kebingungan
aku dengan waktu, tidak bisa berpijak lurus, tidak bisa melengak lengok situasi.
Huh, desah nafasku, semakin berat.
Pertama kali dia bilang klo dia
mo keluar dari kantor, aku
tersenyum memberi dukungan.
Kemudian aku tertawa dan merasa senang. Alhamdulillah, wasyukurillah, dia akhirnya akan mencoba menjadi yang lebih baik dan
menyenangkan. Berkali-kali aku
mengucapkan selamat dan bertepuk tangan disertai dengan keirian dan
serapahku pada diriku terhadap ketidakmampuanku terhadap hal yang dia lakukan. Untunglah tidak kubawakan semangkuk
keinginan..he he…Waktu pulang ke
rumah, aku baru sadar. Kalau dia pergi, dan aku menjadi kehilangan……Aku benci. Dulu ketika dia ada,
kenapa semuanya terasa biasa dan biasa saja tanpa ada pertanyaan untuk maju. Kenapa sekarang benar-benar terasa
kehilangan. Malam itu terasa panjang dan tidak berkesudahan. Dan aku sangat
kehilangan dia, sekarang, Sebelum dia pergi. Aku berharap dia tidak pergi, tapi
itu tak mungkin. Jadi aku berdoa saja, kuharap keberuntungannya menulariku.
Amin….dan aku hanya mematung memandangnya dengan iri dan menatap diriku
dicermin dengan mata yang rendah.. Alhamdulillah, hikmah kehilangan menjadi terobati. Mendapatkan kembali ide kembali untuk menulis lagi yang terlupakan. Allah langsung menampakkan cahayaNya. Aku mencoba memahaminya karena aku mencoba untu ikhlas terhadap kehilangan; semua berasal dari-Nya dan akan kembali pada-Nya. Banyak kehilangan yang kita dapatkan, disengaja atau tidak. Terkadang kita tidak cerdas menyikapinya. Menggerutu, menyerapah, menyesal, bahkan sampai putus asa. Sabar, ikhlas, atau menyerahkan semuanya pada Yang Kuasa bukan berarti pasrah atau menyerah. Ya Allah, saya yang memang teledor. Allah tidak pernah memutus rejeki ummat-Nya. Tapi entah, aku terkadang masih sangsi. Hari ini aku mencoba dan belajar untuk mendapatkan hal sangat berharga dan mendasar. Memahami makna dari kehilangan yang mudah-mudahan dibaliknya terdapat hal lebih berharga (aku sangat mengharapkannya ya ALLAH). Terima kasih Ya ALLAH, aku bersujud padaMu. Sayang dan kasih-Mu tidak mengenal penghilangan. Semoga hambaMu yang kurang bersyukur ini selalu dapat memahami dan mengambil makna dan manfaatnya. Bagaimana menurut anda? Jangan balikkan pertanyan itu kepada saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar