Istilah, Frasa, Idiom,…….Itulah Bahasa
Sejak bahasa Indonesia
bermain keingris-inggrisan pada kisaran tahun 1972, istilah inggris menjadi
menjamur masuk dalam kosa kata bahasa Indonesia. Karena itu, untuk
mencari tahu arti kosakata “bahasa Indonesia” kadang-kadang kita harus
membuka-buka kamus dwibahasa Inggris-Indonesia, Belanda-Indonesia,
Cina-Indonesia, melayu-Indonesia, atau Jawa-Indonesia. Bahasa Indonesia
berorientasi pada bahasa Inggris dan pemakai bahasa Indonesia paling banyak
adalah orang dari suku Jawa. Jadi, wajar-wajar saja karena siapa pun dan dari
suku apa pun (jika perlu) boleh memasukkan kosakata atau istilah asing atau
daerah ke dalam bahasa Indonesia.
"Good Night, Sleep tight" Jaman
dulu di Inggris, matras untuk tidur biasanya
diikat ujung-ujungnya dengan tali yang dikaitkan kerangka tempat tidur. Ketika seseorang hendak berangkat
tidur, maka tali-tali tersebut ditarik sehingga matras menjadi lebih kencang,
lebih "firm" untuk tidur. Maka dari sinilah lahir ekspresi "Good
Night, Sleep Tight"
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang
dengan cermat mengungkapkan suatu konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas
dalam bidang tertentu. Ada dua macam
istilah, yaitu istilah khusus dan istilah umum. Istilah khusus ialah istilah
dengan makna terbatas dalam arti hanya dipakai dalam bidang tertentu. Istilah
umum ialah istilah yang menjadi unsur bahasa yang digunakan secara umum dalam
berbagai bidang. Istilah muncul atau lahir atau juga diciptakan dari berbagai
bahasa dengan berbagai cara.
Idiom atau disebut juga dengan ungkapan adalah gabungan kata yang
membentuk arti baru di mana tidak berhubungan dengan kata pembentuk dasarnya.
Berikut ini adalah beberapa contoh idiom dengan artinya :
- cuci mata = cari hiburan dengan melihat sesuatu yang indah
- kambing hitam = orang yang menjadi pelimpahan suatu kesalahan yang tidak
dilakukannya
- jago merah = api dalam kebakaran
- kupu-kupu malam = wanita penghibur atau pelacur komersial
- ringan tangan = kasar atau suka melakukan tindak kekerasan
- hidung belang = pria yang merupakan pelanggan psk atau pekerja seks komersil
"Honeymoon"
Dimasa Babylon 4000 tahun lalu, selama sebulan setelah acara pernikahan,ayah
dari mempelai putri biasanya akan menyediakan sejenis minuman yang terbuat dari
madu lebah. Dan karena mereka menggunakan kalender lunar sebagai sistem
penanggalan, maka tenggang masa selama sebulan itu mereka sebut sebagai "Honeymoon"
Untuk menciptakan suatu istilah yang baik
dan benar, ada beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan. Salah satu syarat
utama berkenaan dengan sumber istilah. Karena konsep yang akan dikemukakan
untuk masyarakat Indonesia, yang sekaligus sebagai masyarakat tutur bahasa
Indonesia, tentu saja sumber istilah yang diutamakan haruslah kosakata bahasa
Indonesia.
Peri bahasa adalah suatu kiasan bahasa yang berupa kalimat atau kelompok
kata yang bersifat padat, ringkas dan berisi tentang norma, nilai, nasihat,
perbandingan, perumpamaan, prinsip dan aturan tingkah laku. Berikut ini adalah
beberapa contoh peribahasa dengan artinya :
- Di mana bumi dipijak di sana langit di junjung
artinya : jika kita pergi ke tempat lain kita harus menyesuaikan, menghormati
dan toleransi dengan budaya setempat.
- Tiada rotan akar pun jadi
artinya : tidak ada yang bagus pun yang jelek juga tidak apa-apa.
- Buah yang manis biasanya berulat
artinya : kata-kata yang manis biasanya dapat menyesatkan atau menjerumuskan.
- Tak ada gading yang tak akan retak
artinya : Tidak ada satu pun yang sempurna, semua pasti akan ada saja cacatnya
"You're
fired" Orang-orang Scotland pada millenium pertama mempunyai kesepakatan
untuk mengusir orang tak berkenan dari kampung mereka, dengan jalan membakar
rumah orang Tersebut tanpa memberikan peringatan sebelumnya. Dari sinilah
istilah "Get fired" untuk orang yang dikeluarkan secara paksa dari
organisasi.
Kosakata bahasa Indonesia yang dapat
dijadikan bahan istilah ialah kata yang dipakai secara umum, terutama kata yang
lazim dan sering digunakan sehari‑hari, yang memenuhi salah satu syarat berikut
(bisa juga lebih):
(1) Kata yang dengan tepat dapat mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau
sifat yang dimaksudkan seperti tunak (steady), telur (percolate), dan imak
(simulate); (2) Kata yang lebih singkat daripada kata lain dengan rujukan sama.
Misalnya, kata gulma lebih singkat daripada kata tumbuhan pengganggu; suaka
(politik) lebih singkat daripada perlindungan (politik); (3) Kata yang enak
didengar (sopan), netral, dan tidak bernilai rasa buruk atau jelek. Misalnya,
kata pramuria terasa lebih sopan daripada kata hostes; kata tunakarya lebih
halus daripada kata penganggur, koma lebih halus daripada sekarat. Berhubungan
dengan syarat ketiga, istilah-istlah yang berkaitan dengan nama-nama anggota
tubuh tidak menggunakan bahasa daerah.
Di samping itu, istilah dapat juga diciptakan dari kata yang
lazim dipakai secara umum. Kata tersebut diberi makna baru atau khusus, baik
dengan peluasan maupun dengan penyempitan makna. Misalnya, istilah berumah dua
sebagai istilah baru yang menggantikan istilah beristri dua; istilah garis bapak
dan garis ibu sebagai pengganti istilah patrilinear dan matrilinear; istilah
temu kader untuk menyamarkan istilah kampanye. Karena itu, banyak orang memberi
makna baru terhadap istilah demokrasi atau hak asasi manusia untuk kepentingan
tertentu.
Dengan cara yang sama, istilah dapat juga diciptakan dari
kata yang taklazim digunakan sehari‑hari. Misalnya; istilah canggih kini
digunakan dengan makna baru (semula bermakna ‘rumit, cerewet, bawel’) sebagai
padanan istilah sophisticated yang sering digunakan pada awal tahun 80-an;
sembir sebagai padanan kata margin.
Frasa
atau frase adalah sebuah istilah
linguistik. Lebih tepatnya, frase merupakan
satuan linguistik yang lebih besar dari kata dan lebih kecil dari klausa dan
kalimat. Frase adalah kumpulan kata nonpredikatif. Artinya frase tidak memiliki
predikat dalam strukturnya. Itu yang membedakan frase dari klausa dan kalimat.
Simak beberapa contoh frase di bawah ini:
ayam hitam saya
ayam hitam
ayam saya
rumah besar itu
rumah besar putih itu
rumah besar di atas puncak gunung itu
"FUCK" Nah yang ini paling seru....., di zaman baheula di Inggris
sono seseorang tidak bisa berhubungan badan tanpa memiliki izin tertulis dari
raja (kecuali kalau memang dia anggota keluarga kerajaan). Jadi jika seseorang
ingin memiliki bayi, mereka akan pergi
ke raja untuk meminta izin tertulis. Sang raja kemudian memberikan semacam
kartu pass yang harus digantung didaun pintu kamar ketika mereka berhubungan
badan. Kartu ini bertulisan "FUCK" (Fortification under Consent of
the King) buset mao maen aja pk ijin segala kayak SIM aja.
Kosakata bahasa daerah
adalah kosakata yang tersebar di daerah atau wilayah kedaulatan Indonesia.
Tidak menutup kemungkinan juga bahasa Melayu sebagai bahasa sumber karena
bahasa ini pun termasuk rumpun bahasa yang sama, yakni rumpun bahasa
Austronesia.
Kata‑kata yang lazim digunakan:
gambut (Banjar) ‘sejenis tanah’ = peat (Inggris)
nyeri (Sunda) ‘sakit karena sesuatu’ = pain (Inggris)
sukan (Melayu) ‘bermain‑main dalam pesta’
janwarta (Minang + Indonesia) ‘jangan diberitakan’ = off the record (Inggris)
Kata‑kata yang taklazim lagi digunakan:
gawai (Jawa) = device (Inggris)
luah (Sunda, Bugis, Bali, Minang) = discharge (Inggris)
Frase kerap
dibedakan dengan kata majemuk. Makna frase tidak berbeda dengan makna kata yang
menjadi kepala/inti frase. Misalnya: Meja hitam tetaplah bermakna meja,
tetapi ditambahkan pewatas sifat hitam. Meja
kayu juga tetap meja, tetapi ditambahkan makna pewatas kayu. Di sisi
lain, kata majemuk memiliki makna yang sangat jauh berbeda dengan makna
kata-kata yang menjadi unsur-unsurnya, sehingga kata majemuk kerap disebut
memiliki makna idiomatis. Misalnya: Meja
hijau dalam bahasa Indonesia lebih bermakna 'sidang atau pengadilan',
bukan semata-mata meja yang berwarna hijau. Tangan besi lebih bermakna kepemimpinan yang keras alih-alih
tangan yang terbuat dari besi.
Beberapa jenis frasa:
- ...
adverbial
- ...
adjektival
- ...
apositif
- ...
ekosentris
- ...
endosentris
- ...
nominal
- ...
parataktis
- ...
preposisional
- ...
verbal
Rumit juga ya? Tak usah ragu lagi menciptakan kata atau istilah,
baik melalui bahasa daerah maupun melalui terjemahan atau juga melalui
penyesuaian. Dalam menyesuaikan kata dari bahasa Inggris, Anda takperlu takut
dicap kampungan atau takbisa berbahasa Inggris. Contoh penyesuaian yang betul
servis, star, finis, fesyen, fi, ekstensi, eksebisi, kolaborasi, solat, zakat,
azan, wudu, fotokopi, koalisi. Lebih Indonesiawi kalau yang kita pilih sesuai
dengan lidah kita seperti serpis, pinis, pesen, pi, jakat, jaman,telepon, henpon,
rido, paham, dan pikir. Tentu saja itu sekadar contoh. Yah itulah bahasa, akan
menjadi popular ketika dipopulerkan
Penciptaan Kata dan Istilah
Baru
Oleh: Abdul HAmid
Sejak bahasa Indonesia
berorientasi pada bahasa Inggris, yaitu sejak 1972, begitu banyak kosakata dan
istilah yang berasal dari bahasa Inggris masuk ke dalam bahasa Indonesia.
Selain dari bahasa Inggris, dari bahasa daerah (baca: Jawa) pun takkalah
banyaknya. Karena itu, untuk mencari tahu arti kosakata “bahasa Indonesia”
kadang-kadang kita harus membuka-buka kamus dwibahasa Inggris-Indonesia atau
Jawa-Indonesia. Karena itu pula, sering terdengar adanya gerakan inggrisisasi
(penginggrisan) atau jawaisasi (bukan jawanisasi) alias penjawaan dalam bahasa Indonesia.
Orang Indonesia
di luar suku Jawa dan takpaham bahasa Inggris takperlu merasa iri karena ini
hukum bahasa. Bahasa Indonesia berorientasi pada bahasa Inggris dan pemakai
bahasa Indonesia paling banyak adalah orang dari suku Jawa. Jadi, wajar-wajar
saja karena siapa pun dan dari suku apa pun (jika perlu) boleh memasukkan
kosakata atau istilah asing atau daerah ke dalam bahasa Indonesia. Laku
atau taklaku, kosakata yang kita masukkan tadi bergantung pada kehendak
masyarakat pemakainya. Apakah mereka mau memakai atau tidak, takada paksaan.
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat
mengungkapkan suatu konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang
tertentu. Ada dua macam istilah, yaitu istilah
khusus dan istilah umum. Istilah khusus ialah istilah dengan makna terbatas
dalam arti hanya dipakai dalam bidang tertentu. Istilah umum ialah istilah yang
menjadi unsur bahasa yang digunakan secara umum dalam berbagai bidang. Istilah
muncul atau lahir atau juga diciptakan dari berbagai bahasa dengan berbagai cara.
Untuk menciptakan suatu istilah yang baik dan benar, ada beberapa persyaratan
yang perlu diperhatikan. Salah satu syarat utama berkenaan dengan sumber
istilah. Karena konsep yang akan dikemukakan untuk masyarakat Indonesia, yang
sekaligus sebagai masyarakat tutur bahasa Indonesia, tentu saja sumber istilah
yang diutamakan haruslah kosakata bahasa Indonesia.
Berikut dikemukakan sumber‑sumber untuk menciptakan istilah,
baik istilah khusus maupun istilah umum. Sumber yang dimaksud secara berurut
adalah bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing (baca: Inggris).
Urutan tersebut didasarkan pada kedudukan dan fungsinya masing‑masing (bahasa
daerah, bahasa Inggris, dan bahasa asing lainnya berfungsi sebagai pemerkaya
bahasa Indonesia). Sayangnya, banyak di antara kita langsung melihat bahasa
Inggris dan parahnya istilah dari bahasa Inggris ditelan mentah-mentah.
Kosakata bahasa Indonesia yang dapat dijadikan bahan istilah
ialah kata yang dipakai secara umum, terutama kata yang lazim dan sering digunakan
sehari‑hari, yang memenuhi salah satu syarat berikut (bisa juga lebih):
(1) Kata yang dengan tepat dapat mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau
sifat yang dimaksudkan seperti tunak (steady), telur (percolate), dan imak
(simulate); (2) Kata yang lebih singkat daripada kata lain dengan rujukan sama.
Misalnya, kata gulma lebih singkat daripada kata tumbuhan pengganggu; suaka
(politik) lebih singkat daripada perlindungan (politik); (3) Kata yang enak
didengar (sopan), netral, dan tidak bernilai rasa buruk atau jelek. Misalnya,
kata pramuria terasa lebih sopan daripada kata hostes; kata tunakarya lebih
halus daripada kata penganggur, koma lebih halus daripada sekarat. Berhubungan
dengan syarat ketiga, istilah-istlah yang berkaitan dengan nama-nama anggota
tubuh tidak menggunakan bahasa daerah.
Di samping itu, istilah dapat juga diciptakan dari kata yang
lazim dipakai secara umum. Kata tersebut diberi makna baru atau khusus, baik
dengan peluasan maupun dengan penyempitan makna. Misalnya, istilah berumah dua
sebagai istilah baru yang menggantikan istilah beristri dua; istilah garis
bapak dan garis ibu sebagai pengganti istilah patrilinear dan matrilinear;
istilah temu kader untuk menyamarkan istilah kampanye. Karena itu, banyak orang
memberi makna baru terhadap istilah demokrasi atau hak asasi manusia untuk
kepentingan tertentu.
Dengan cara yang sama, istilah dapat juga diciptakan dari
kata yang taklazim digunakan sehari‑hari. Misalnya; istilah canggih kini
digunakan dengan makna baru (semula bermakna ‘rumit, cerewet, bawel’) sebagai
padanan istilah sophisticated yang sering digunakan pada awal tahun 80-an;
sembir sebagai padanan kata margin.
Kosakata bahasa daerah adalah kosakata yang tersebar di
daerah atau wilayah kedaulatan Indonesia. Tidak menutup kemungkinan juga bahasa
Melayu sebagai bahasa sumber karena bahasa ini pun termasuk rumpun bahasa yang
sama, yakni rumpun bahasa Austronesia.
Kata‑kata yang lazim digunakan:
gambut (Banjar) ‘sejenis tanah’ = peat (Inggris)
nyeri (Sunda) ‘sakit karena sesuatu’ = pain (Inggris)
sukan (Melayu) ‘bermain‑main dalam pesta’
janwarta (Minang + Indonesia) ‘jangan diberitakan’ = off the record (Inggris)
Kata‑kata yang taklazim lagi digunakan:
gawai (Jawa) = device (Inggris)
luah (Sunda, Bugis, Bali, Minang) = discharge (Inggris)
Dalam hal sumber pencarian istilah, bahasa asing menduduki
urutan ketiga. Dengan demikian, selain melihat ke dalam kita juga tidak menutup
kemungkinan adanya istilah yang berasal dari dari luar, bahasa asing, terutama
bahasa Inggris karena bahasa ini kini menjadi bahasa utama dalam hubungan
antarbangsa; dan menjadi orientasi bahasa Indonesia (Catatan: sampai dasawarsa
awal kemerdekaan, bahasa Indonesia berorientasi pada bahasa Belanda; dan karena
itu sampai kini masih banyak dipakai kata/istilah yang berasal dari bahasa
tersebut).
Dalam buku Tata Istilah Indonesia (1978) dijelaskan bahwa
ada dua dasar umum yang perlu diperhatikan dalam pembentukan istilah dari
bahasa asing: Apabila perlu diambil dari bahasa asing, sumber utama bahasa yang
digunakan untuk istilah adalah bahasa Inggris. Pertimbangannya, bahasa Inggris
merupakan salah satu bahasa antarbangsa yang diakui dan digunakan oleh
Perserikatan Bangsa‑Bangsa. Selain itu, sebagian buku dan bahan lain yang
berpaut dengan keilmuan yang beredar di Indonesia tertulis dalam bahasa
Inggris. Hal ini diperkuat pula dengan kenyataan bahwa bahasa Belanda, yang
selama tiga abad dipergunakan di Indonesia, sudah hampir tidak dikenal dengan
baik oleh angkatan muda. Mereka lebih banyak mengenal dan mempergunakan buku
dan bahan lainnya yang ditulis dalam bahasa Inggris. Apabila istilah asing yang
diperlukan tidak dapat diganti dengan kata‑kata yang terdapat di dalam bahasa
Indonesia atau bahasa daerah, istilah tersebut diindonesiakan dengan
memperhatikan bentuk visualnya (tulisan), bukan ucapannya. Hal ini didasarkan
pada masuknya istilah tersebut sebagai bagian ilmu pengetahuan ke dalam bahasa
Indonesia umumnya melalui tulisan., bukan melalui lisan.
Pemunculan istilah baru dapat dilakukan dengan cara
penerjemahan kata yang sepadan, boleh juga dengan penyesuaian. Misalnya, body
language ‘bahasa tubuh’, sammenwerking atau joint venture ‘kerja sama’,
balanced budget ‘anggaran berimbang’, newsletter ‘surat kabar’, begrotingspost
‘mata anggaran’, brother‑in‑law ‘ipar laki‑laki’, medication atau therapy
‘pengobatan’, network ‘jaringan’, softdrink ‘minuman dingin’, public audit
‘audit publik’, go public ‘bursa saham’, people power ‘kekuatan massa’, clean
and clear ‘klinenklir’, ‘bersih dan jelas’, ‘cekas’ (Sunda), cross check
‘periksa silang’, main operation ‘operasi utama’, life time ‘daya hidup’, fifty‑fifty
‘paroan’, trend ‘cenderung’, over acting ‘banyak tingkah’, performance
‘tampilan’, scientific investigation ‘pencarian ilmiah’, medical record
‘catatan kesehatan’, anamnesia ‘riwayat penyakit’, memorandum of understanding
(MOU) ‘nota kerja sama (NKS)’, achievment ‘perolehan’, long march ‘jalan-kaki
jauh’, stakeholder ‘peterlibat’, dubbing ‘sulih suara’, emergency ‘gawat
darurat’, slaiding tackle ‘ledot’ (Sunda), delegation of authority
‘pendelegasian kewenangan’, all‑in ‘habis‑habisan’, appearance fee ‘fi
apieren’, bayaran tampil’, fault start ‘lasut’ (Sunda), ‘gagal mula/gagal
star’, shareholder ‘penyaham’, bookkeeper ‘pembuku’, sharing ‘bagi-hasil’,
fashion ‘fesyen’, hook ‘kewong’ (Sunda), clearing house ‘penentuan/penerimaan
akhir’, ‘kliringhaus’, open house ‘temu wicara’, continue ‘sinambung’, ‘mayeng’
(Sunda), creative ‘kreatif’, ‘motekar’, ‘mones’, creativity ‘kreativitas’, ‘kemotekaran’,
‘kemonesan’.
Berdasarkan contoh-contoh di atas, Anda takusah ragu lagi
menciptakan kata atau istilah, baik melalui bahasa daerah maupun melalui
terjemahan atau juga melalui penyesuaian. Dalam menyesuaikan kata dari bahasa
Inggris, Anda takperlu takut dicap kampungan atau takbisa berbahasa Inggris.
Contoh penyesuaian yang betul servis, star, finis, fesyen, fi, ekstensi,
eksebisi, kolaborasi, solat, zakat, azan, wudu, fotokopi, koalisi. Lebih
Indonesiawi kalau yang kita pilih sesuai dengan lidah kita seperti serpis,
pinis, pesen, pi, jakat, jaman,telepon, henpon, rido, paham, dan pikir. Tentu saja itu
sekadar contoh.***
1.
Idiom
Idiom atau disebut juga dengan ungkapan adalah gabungan kata yang membentuk
arti baru di mana tidak berhubungan dengan kata pembentuk dasarnya. Berikut ini
adalah beberapa contoh idiom dengan artinya :
-
cuci mata = cari hiburan dengan melihat sesuatu yang indah
- kambing hitam = orang yang menjadi pelimpahan suatu kesalahan yang tidak
dilakukannya
- jago merah = api dalam kebakaran
- kupu-kupu malam = wanita penghibur atau pelacur komersial
- ringan tangan = kasar atau suka melakukan tindak kekerasan
- hidung belang = pria yang merupakan pelanggan psk atau pekerja seks komersil
2.
Peribahasa
Peri bahasa adalah suatu kiasan bahasa yang berupa kalimat atau kelompok kata
yang bersifat padat, ringkas dan berisi tentang norma, nilai, nasihat,
perbandingan, perumpamaan, prinsip dan aturan tingkah laku. Berikut ini adalah
beberapa contoh peribahasa dengan artinya :
-
Di mana bumi dipijak di sana
langit di junjung
artinya : jika kita pergi ke tempat lain kita harus menyesuaikan, menghormati
dan toleransi dengan budaya setempat.
- Tiada rotan akar pun jadi
artinya : tidak ada yang bagus pun yang jelek juga tidak apa-apa.
- Buah yang manis biasanya berulat
artinya : kata-kata yang manis biasanya dapat menyesatkan atau menjerumuskan.
- Tak ada gading yang tak akan retak
artinya : Tidak ada satu pun yang sempurna, semua pasti akan ada saja cacatnya
Frasa atau frase
adalah sebuah istilah linguistik. Lebih tepatnya, frase merupakan satuan
linguistik yang lebih besar dari kata dan lebih kecil dari klausa dan kalimat.
Frase adalah kumpulan kata nonpredikatif. Artinya frase tidak memiliki predikat
dalam strukturnya. Itu yang membedakan frase dari klausa dan kalimat. Simak
beberapa contoh frase di bawah ini:
ayam hitam saya
ayam hitam
ayam saya
rumah besar itu
rumah besar putih itu
rumah besar di atas puncak gunung itu
Dalam konstruksi frase-frase di atas, tidak ada predikat. Lihat perbedaannya
dibandingkan dengan beberapa klausa
di bawah ini:
ayam saya hitam
rumah itu besar
rumah besar itu putih
rumah putih itu besar
rumah besar itu di atas puncak gunung
Dalam konstruksi-konstruksi klausa di atas, hitam, besar, putih, besar, dan di atas puncak gunung adalah predikat.
[sunting] FRASE DAN KATA MAJEMUK
Frase kerap
dibedakan dengan kata majemuk. Makna frase tidak berbeda dengan makna kata yang
menjadi kepala/inti frase.
Misalnya:
Meja hitam tetaplah bermakna meja, tetapi ditambahkan pewatas sifat hitam. Meja kayu juga tetap meja, tetapi
ditambahkan makna pewatas kayu.
Di sisi lain, kata majemuk memiliki makna
yang sangat jauh berbeda dengan makna kata-kata yang menjadi unsur-unsurnya,
sehingga kata majemuk kerap disebut memiliki makna idiomatis.
Misalnya:
Meja hijau dalam bahasa Indonesia lebih bermakna 'sidang atau
pengadilan', bukan semata-mata meja yang berwarna hijau. Tangan besi lebih bermakna
kepemimpinan yang keras alih-alih tangan yang terbuat dari besi.
Beberapa jenis frasa:
- ...
adverbial
- ...
adjektival
- ...
apositif
- ...
ekosentris
- ...
endosentris
- ...
nominal
- ...
parataktis
- ...
preposisional
- ...
verbal