Just… Say Good Morning
Tadi pagi ada kejadian yang sangat mengerikan sepanjang
berangkat ke kantor seperti biasa saya
naik bis P19 dari Blok M dan turun di depan Hotel Le Meridien. Bagi penumpang
tetap bis P19, saya sudah hapal dengan wajah-wajah pencopet yang berkeliaran
didalam bis. Rata-rata gerombolan mereka berkisar 3 sampai maksimum 5 orang, gaya mereka biasanya
seperti orang yang mau berangkat kerja (pakai hem dan membawa tas sandang atau
map). Modus operandi mereka biasanya dilakukan dengan berdiri atau menghalangi
penumpang yang hendak turun baik melalui pintu depan ataupun belakang. Sudah
berkali-kali saya menyaksikan copet beraksi baik mengambil dompet maupun hp
(barang yg paling mudah dicuri), sayangnya saya tidak dapat berbuat apa-apa ...
Dan pagi ini sungguh luar biasa ... sepanjang Blok M menuju
ke arah Ratu Plaza
semua baik-baik saja, artinya penumpang yang naik turun
adalah penumpang biasa, namun begitu bis berhenti didepan STC (Senayan Trade
Center) dekat Ratu Plaza, bis di stop oleh gerombolan orang sejumlah kurang
lebih 8 orang, spt biasa mereka bergaya "copet mau kerja", tadinya
saya tidak begitu memperhatikan mereka, tapi begitu melihat sebagian besar
tangan-tangan mereka bertato saya mulai berhati-hati. Bis terus melaju,
kejadian pertama terjadi sewaktu salah satu penumpang laki-laki hendak turun di
kolong GKBI, tanpa salah apa-apa laki- laki itu di pukul dan didorong dari
dalam bis oleh salah satu pencopet, saya bertanya-tanya ada apa ini ?, saya
perhatikan laki-laki yang turun
tadi tampaknya
benar-benar seperti karyawan . Tak lama kemudian mulai banyak penumpang yang
akan turun di Benhil, disitu mulai terdengar teriak-teriakan penumpang yang
kena pukul, rupanya kepala copet dengan beringas mulai memukul penumpang
laki-laki, saat itu saya semakin waspada biasanya anggota copet yang lain akan
beraksi saat kita lengah Perlahan-lahan dengan disertai beberapa pukulan
penumpang laki-laki dapat
keluar dari bis,
dan ada seorang perempuan muda yang sebelum
turun sempat berkata "awas tuch gerombolan copet !!" , dan perempuan itu langsung didorong kepalanya oleh salah
satu copet dan diludahi !.
Saat itu
penumpang lain sudah mulai panik selain melihat pencopet memukul kesana kemari
, kami terjebak diantara 8 orang copet tersebut. Ketika saya berdiri untuk turun, tiba-tiba
kepala copet menuju kearah saya dan tanpa bicara apa-apa seorang bapak yang
duduk disebelah saya ditampar, dipukul dan berkali-kali ditonjok perutnya
dengan keras dan kasar oleh pencopet itu, sementara bapak itu berteriak-teriak kebingungan
dan kesakitan karena dia tidak merasa berbuat salah thd penumpang lain. Untung
dia segera sadar dan berdiri, saat itu saya belum bisa keluar dari bis dan
berdiri didekat pintu masuk,
Dengan jarak yang
sangat dekat bapak tersebut ditendang kuat-kuat oleh copet tadi membuat dia
hampir terjatuh dan saya terdorong ke arah Supir bis, saya reflek mencari
pegangan agar
tidak jatuh dan kesempatan itu dipakai oleh penumpang lain untuk segera turun dari bis begitu juga
saya (saya terus berdoa mohon perlindunganNya) .
suara pagi ini
adalah suara pembuka dari email seseorang. Jakarta memang kota yang sudah
menggeliat dengan kekejamannya. Mereka yang hidup di Jakarta terpaksa harus
bermain dengan alur kapitalis untuk hidup. Apa itu sila ke empat pancasila? Seakan
menguap bersama dengan terbangnya hati
kebersamaan yang dibangun oleh para pendahulu kita. Konsep moral yang dulu
dibangun tidak akan terlihat lagi djakarta raya......
hidup adalah
perjuanagan, perjuanagan adalah pilihan, pilihan adalah perut.kekosongan perut
adalah kekuatan untuk mencarinya. Apa kabar Jakarta? Jakarta dengan kemewahan
dan kemiskinan yang berjalan tanpa dosa beriringan. Antara Harley Davidson dan
Ojek yang kepayahan membayar cicilannya. Apakah Jakarta sudah menjadi kekuatan
anarkhis? Entahlah......
Tadi pagi ada kejadian yang sangat mengerikan sepanjang
berangkat ke kantor seperti biasa saya
naik bis P19 dari Blok M dan turun di depan Hotel Le Meridien. Bagi penumpang
tetap bis P19, saya sudah hapal dengan wajah-wajah pencopet yang berkeliaran
didalam bis. Rata-rata gerombolan mereka berkisar 3 sampai maksimum 5 orang, gaya mereka biasanya
seperti orang yang mau berangkat kerja (pakai hem dan membawa tas sandang atau
map). Modus operandi mereka biasanya dilakukan dengan berdiri atau menghalangi
penumpang yang hendak turun baik melalui pintu depan ataupun belakang. Sudah
berkali-kali saya menyaksikan copet beraksi baik mengambil dompet maupun hp
(barang yg paling mudah dicuri), sayangnya saya tidak dapat berbuat apa-apa ...
Dan pagi ini sungguh luar biasa ... sepanjang Blok M menuju
ke arah Ratu Plaza
semua baik-baik saja, artinya penumpang yang naik turun
adalah penumpang biasa, namun begitu bis berhenti didepan STC (Senayan Trade
Center) dekat Ratu Plaza, bis di stop oleh gerombolan orang sejumlah kurang
lebih 8 orang, spt biasa mereka bergaya "copet mau kerja", tadinya
saya tidak begitu memperhatikan mereka, tapi begitu melihat sebagian besar
tangan-tangan mereka bertato saya mulai berhati-hati. Bis terus melaju,
kejadian pertama terjadi sewaktu salah satu penumpang laki-laki hendak turun di
kolong GKBI, tanpa salah apa-apa laki- laki itu di pukul dan didorong dari
dalam bis oleh salah satu pencopet, saya bertanya-tanya ada apa ini ?, saya
perhatikan laki-laki yang turun
tadi tampaknya
benar-benar seperti karyawan . Tak lama kemudian mulai banyak penumpang yang
akan turun di Benhil, disitu mulai terdengar teriak-teriakan penumpang yang
kena pukul, rupanya kepala copet dengan beringas mulai memukul penumpang
laki-laki, saat itu saya semakin waspada biasanya anggota copet yang lain akan
beraksi saat kita lengah Perlahan-lahan dengan disertai beberapa pukulan
penumpang laki-laki dapat
keluar dari bis,
dan ada seorang perempuan muda yang sebelum
turun sempat berkata "awas tuch gerombolan copet !!" , dan perempuan itu langsung didorong kepalanya oleh salah
satu copet dan diludahi !.
Saat itu
penumpang lain sudah mulai panik selain melihat pencopet memukul kesana kemari
, kami terjebak diantara 8 orang copet tersebut. Ketika saya berdiri untuk turun, tiba-tiba
kepala copet menuju kearah saya dan tanpa bicara apa-apa seorang bapak yang
duduk disebelah saya ditampar, dipukul dan berkali-kali ditonjok perutnya
dengan keras dan kasar oleh pencopet itu, sementara bapak itu berteriak-teriak kebingungan
dan kesakitan karena dia tidak merasa berbuat salah thd penumpang lain. Untung
dia segera sadar dan berdiri, saat itu saya belum bisa keluar dari bis dan
berdiri didekat pintu masuk,
Dengan jarak yang
sangat dekat bapak tersebut ditendang kuat-kuat oleh copet tadi membuat dia
hampir terjatuh dan saya terdorong ke arah Supir bis, saya reflek mencari
pegangan agar
tidak jatuh dan kesempatan itu dipakai oleh penumpang lain untuk segera turun dari bis begitu juga
saya (saya terus berdoa mohon perlindunganNya) .
suara pagi ini
adalah suara pembuka dari email seseorang. Jakarta memang kota yang sudah
menggeliat dengan kekejamannya. Mereka yang hidup di Jakarta terpaksa harus
bermain dengan alur kapitalis untuk hidup. Apa itu sila ke empat pancasila? Seakan
menguap bersama dengan terbangnya hati
kebersamaan yang dibangun oleh para pendahulu kita. Konsep moral yang dulu
dibangun tidak akan terlihat lagi djakarta raya......
hidup adalah
perjuanagan, perjuanagan adalah pilihan, pilihan adalah perut.kekosongan perut
adalah kekuatan untuk mencarinya. Apa kabar Jakarta? Jakarta dengan kemewahan
dan kemiskinan yang berjalan tanpa dosa beriringan. Antara Harley Davidson dan
Ojek yang kepayahan membayar cicilannya. Apakah Jakarta sudah menjadi kekuatan
anarkhis? Entahlah......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar