Berdasarkan informasi yang beredar, pada Kamis 6 April
2017 pukul 01.20 WIB telah meninggal dunia Ibu Theresia Yostiana Sudarmi di
usia 81 tahun. Kabar menyebutkan, Jenazah akan disemayamkan pada hari ini jam
12.00 WIB siang ini di rumah duka MRCC Siloam Plaza Semanggi lantai 15.
Sementara pemakaman rencananya akan dilakukan pada hari Sabtu atau Minggu.
J.B. Sumarlin berperakan kecil dan kalem. Beliau memiliki cerita tersendiri
perihal perawakannya yang kecil tersebut. Permulaan tahun 1969 atau awal Orde
Baru, J.B. Sumarlin selaku Deputi Bidang Fiskal dan Moneter Bappenas diminta
mendampingi Ketua Bappenas Widjojo Nitisastro menghadiri Sidang Kabinet
Terbatas Bidang Ekonomi, di Istana Negara. Sudharmono saat itu masih sebagai
Sekretaris Presidium Kabinet (tugasnya membantu Jenderal Soeharto selaku Ketua
Presidium Kabinet Ampera). Pak Dhar (Sudharmono), dengan pembawaan serius dan
lugas (terkesan ‘arogan dan seram), jarinya menunjuk ke arah Sumarlin, bertanya
kepada Widjojo, “Siapa anak kecil yang duduk di belakang kursi Pak Widjojo
itu?” Sumarlin langsung diperkenalkan Widjojo ke Pak Dhar. “Oh, ini tenaga yang
pernah Pak Widjojo sebutkan tempo hari, yang akan ditarik ke Bappenas,” ujar
Pak Dhar lagi, yang dengan nada seenaknya menimpali perkenalan Sumarlin oleh
Widjojo.
Sumarlin sempat kaget, merasa bersalah, ikut duduk di belakang Widjojo
menghadiri sidang kabinet (yang hadir
dalam sidang seperti itu sangat terbatas dan selektif sekali hanya oleh para
menteri). Pendamping dalam sidang harus terlebih dahulu diberitahukan kepada
Sekretaris Kabinet. Sumarlin lalu meminta kepada Widjojo agar pada sidang
kabinet selanjutnya diizinkan untuk tidak ikut mendampingi. Widjojo tetap saja mengikutsertakan
Sumarlin dalam sidang-sidang kabinet selanjutnya.
Tahun 1970 hingga 1973, penganut agama Katolik kelahiran Nglegok, Blitar,
Jawa Timur, 7 Desember 1932, dengan nama baptis Johannes Baptista Sumarlin,
menjabat sebagai Sekretaris Dewan Moneter. Sumarlin juga sudah mengabdi sebagai
Deputi Bidang Fiskal dan Moneter Bappenas. Pada tahun1973-1983, Sumarlin
menjabat Menteri Negara Penertiban Aparatur Negara (Menpan), merangkap Wakil
Ketua Bappenas dan Ketua Opstib. Kemudian, J.B. Sumarlin menjabat sebagai
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (Menneg PPN) merangkap Ketua
Bappenas tahun 1983-1988. Di antara periode itu J.B. Sumarlin ditunjuk sebagai
Menteri Keuangan ad interim dan Menteri Pendidikan & Kebudayaan ad interim,
menggantikan Prof. Dr. Nugroho Notosusanto yang wafat pada 3 Juni 1985. Langkah
pertama yang dilakukan oleh Sumarlin saat itu adalah mencabut (melalui Inpres)
Surat Keputusan Bersama (SKB) Mendikbud dan Menteri Luar Negeri Tahun 1975
tentang larangan bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar di luar negeri setelah
melakukan inspeksi mendadak ke Biro Kerja Sama Luar Negeri Depdikbud dan
menyadari adanya larangan tersebut. Pelarangan itu merupakan kebijakan bersama
antara Depdikbud dan Departemen Luar Negeri. Mendikbud pada saat itu adalah
Sjarif Thajeb, sedangkan Menteri Luar Negeri adalah Adam Malik. Sebelumnya pada
Desember 1973-Januari 1974, Sumarlin juga merangkap jabatan sebagai Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan ad-interim, karena Prof. Dr. Ir. Soemantri
Brodjonegoro yang wafat, dan mengetuai The Intergovernmental Conference on
Cultural Policies in Asia yang diselenggarakan oleh UNESCO di Yogyakarta, 10-19
Desember 1973.
Ketika dipercaya sebagai Deputi Bappenas, Sumarlin sangat intensif bekerja
sebagai salah satu anggota Tim Penyempurnaan Bahan GBHN 1973, yang dipimpin
oleh Sudharmono selaku Sekretaris Kabinet. Setiap tahun Sumarlin bertugas
menyiapkan penyusunan Lampiran Pidato Kenegaraan yang disampaikan oleh Pak
Harto setiap tanggal 16 Agustus, di depan sidang DPR, yang merupakan laporan
tahunan pelaksanaan Repelita. Sumarlin sebagai anggota Tim Penyempurnaan Naskah
GBHN 1973 pimpinan Sudharmono, anggota Dewan Pembina Harian Dharma Wanita
pimpinan Amir Machmud (Menteri Dalam Negeri), Wakil Ketua Tim Pengendali
Pengadaan Barang/Peralatan Pemerintah tahun 1980 pimpinan Sudharmono, atau yang
sehari-hari dikenal sebagai Tim Keppres 10, serta sebagai Wakil Ketua Tim
Penghimpun Bahan-Bahan GBHN 1978, 1983, juga pimpinan Sudharmono.
Keputusan Presiden Soeharto untuk mengangkat Sumarlin sebagai Mendikbud
ad-interim tentunya bukan tanpa alasan. Rekam jejak Sumarlin di bidang
pengelolaan perguruan tinggi semasa di Universitas Indonesia ternyata diamati
Pak Harto. Selain itu, selama masa jabatannya sebagai Menpan, Sumarlin juga
sangat banyak berurusan dengan guru, bahkan dianggap berjasa menaikkan harkat,
martabat dan kesejahteraan para guru di seluruh Indonesia.
Pada Kabinet Pembangunan V periode 21 Maret 1988-17 Maret 1993, Sumarlin
menjabat Menteri Keuangan. Setelah itu, sebelum kejatuhan rezim Orde Baru,
Sumarlin dipercaya memimpin lembaga tinggi negara, selaku Ketua Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK). Sebelum dilantik (pada 10 Agustus 1993), Menteri Sekretaris
Negara Moerdiono memberikan keterangan kepada pers bahwa Presiden Soeharto telah
berketetapan mengangkat duet Sumarlin-Kunarto sebagai Ketua dan Wakil Ketua
BPK. Artinya, Pak Harto memang memenuhi janji yang diucapkannya kepada Sumarlin
lima bulan sebelumnya. Beliau dilantik sebagai Ketua BPK pada 11 Agustus 1993.
Sumarlin menggantikan M. Jusuf yang dikenal luas sebagai seorang yang
berdisiplin tinggi dan tidak dapat dibengkokkan untuk melanggar prinsip. Pada
saat menjadi Ketua BPK, Sumarlin dibantu oleh Kunarto sebagai Wakil Ketua BPK
hingga tahun 1998. Pasangan Sumarlin-Kunarto dianggap banyak pengamat sebagai
pasangan yang ideal. Keduanya punya reputasi sebagai orang yang
"bersih" dan berprinsip. Sumarlin adalah seorang Katolik yang taat,
sedangkan Kunarto adalah seorang Muslim yang taat melakukan ibadah puasa
Senin-Kamis.
"Saya sungguh merasa sangat bersyukur bisa
mencapai usia 80 tahun dalam keadaan yang seperti sekarang ini saya merasa
sehat rohani dan jasmani, Tidak lepas dari peran Pak Soeharto, saya cukup lama di kabinet. Banyak terima kasih
untuk keluarga Pak Harto. Yang dewasa ini saya sedang pikirkan bersama
kawan-kawan pejuang-pejuang bangsa ini adalah bagaimana pembangunan nasional
kita ini cepat terus berjalan mulus, lancar, di atas landasan rel yang benar untuk
mencapai cita-cita seperti diamanatkan mukadimah UUD 45 itu." Ultah ke 80
tgl 7 de 2012.
Sumber
:
https://tokoh.id/tokoh/ensiklopedi/jb-sumarlin/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar