Rencana Itu Terus Berjalan
Bulan Ramadhan, tahun 92
H, pasukan Muslim mendarat di Gunung Tariq, dan disambut oleh pasukan Gothic
Spanyol. Setelah tiga hari berperang, masih berpuasa Ramadhan, posisi pasukan
Muslim mulai melemah. Malam harinya, panglima perang Tariq bin Ziyad memberi
perintah untuk membakar armada kapalnya. [Ada perbedaan pendapat di kalangan
sejarawan Muslim tentang peristiwa ini. Al Mubarakfuri misalnya, berpendapat
peristiwa pembakaran kapal ini benar terjadi.] Dengan latar belakang kapal di tepi lautan
terbakar, beliau membakar semangat pasukannya dengan kata-katanya yang
terkenal, “Di depanmu musuh menunggu, di belakangmu laut membentang. Tidak akan
ada lagi yang menolongmu, kecuali kepahlawanan darimu dan bantuan dari Allah”. [Mann,
J.H. A History of Gibraltar and Its Sieges.
London: Provost, 1870.] Tariq tahu
apa yang dia lakukan ini tidak saja akan dilihat oleh pasukannya, tetapi juga
oleh pasukan lawan. Dan yang lebih penting lagi, efeknyapun akan dirasakan dan
diperhitungkan oleh kedua pasukan tersebut.
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan
persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain
mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan
Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dirugikan
(Al Anfal: 60). Subhanallah, semangat Jihad fi
sabilillah tetap mengalir membanjiri qolbu ini.
Allah menekankan
bahwa perencanaan dan musyawarah
merupakan salah satu bentuk persiapan terhadap diri perencanaan dengan karunia
kekuatan Allah. “Mereka berencana, dan Allah berencana. Dan Allah adalah
sebaik-baik Perencana.'’ Perencanaan dan pertimbangan pendapat merupakan jalan
ikhtiar bagi manusia dalam bertindak apakah sebagai individu ataupun ebagai
kelompok. Rasulullah melakukan perencanaan dengan musyawarah dalam berbagai hal
seputar kehidupan beliau.
Perencanaan
tanpa istiqomah terhadap hasil perencanaan tidak akan berhasil, seperti
ditunjukkan Allah pada perang Uhud. Perencanaan yang bagus tanpa disertai
dengan usaha yang keras akan tidak berarti. Strategi yang sempurna tidak ada
artinya tanpa pelaksanaan yang baik. Ustadz Hasan Al Banna mengatakan, ada dua
hal yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan: struktur dan ketaatan.
Struktur mendefinisikan tujuan dan memberikan wadah bagi strategi yang akan
dijalankan. Ketaatan setiap pelaksana pada struktur menjamin bahwa persiapan
dan perencanaan yang ada dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Setiap prajurit
yang bertempur di barisan paling depan berada di daerah yang paling rawan dan
paling beresiko terhadap diri..Kunci terhadap kekuatan pelaksanaan perencanaan
adalah kekuatan diri dan istiqomah terhadap rencana dengan terus menggempur.
Kekuatan garis depan menjadi penguat diri untuk terus berjalan sesuai dengan
alur yang diinginkan.
Ingatlah ketika Umar
menemui Rasulullah duduk di atas tikar, hanya berpakaian sehelai kain, dengan
bekas-bekas tikar di badannya. Di sekeliling Rasulullah hanya ada sedikit
gandum, dan daun penyamak kulit. Melihat itu Umar menangis dan ketika
Rasulullah bertanya kenapa, Umar menjawab,
Bagaimana aku tidak
menangis, melihatmu ya Rasulullah, sementara Kisra Persia dan Kaisar Romawi
dikelilingi oleh buah-buahan dan sungai-sungai. Engkau adalah Nabi Allah dan
pilihan Nya, tetapi hanya inikah kekayaanmu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar