Film Drop Out
Drop out adalah
istilah untuk orang atau siswa yang dikeluarkan dari sekolah atau kampus
mereka. Drop out sama dengan dikeluarkan dari tempat belajar, begitulah
kira-kira artinya. Punjabi mencoba membuat film dengan judul Drop Out dengan
setting perkuliahan diJakarta yang penuh dengan godaan dan hura-hura. Bidikan
khas sinetron ala Punjabi kental didalam film ini.
Drop Out Sudah diputar dibiokop pada kuartal tahun 2007
akhir. Film ini berkisah tentang
seorang mahasiswa yang hampir dikenakan DO (drop out) karena sudah tujuh tahun
kuliah tidak kelar-kelar. Sederhana (banget) baik dari segi cerita, setting,
dialog, dan scene.
Posisi
pengambilan terfokus pada musium arsip dan kawasan kota. Entah kenapa, mungkin
untuk lebih mudah proses pengambilan gambar dan minimalisasi biaya. Film yang
memunculkan Titi Kamal, dr. Boyke, Dona harun, Sarah Sechan dan bintang tenar
lain ini memang mendasarkan kekuatannya film pada artis-artis film yang lumayan
banyak (jor-joran). Dalam film ini kita akn menemui bentuk shoot-shoot yang
Bolliwood (banget). Dari scene perkenalan Lea (Titi Kamal) sampai pada
permintaan maaf Lea pada Jamie.
Cerita ini sebenarnya
berlatar pada seorang mahasiswa psikologi bernama Jami yang jago tentang
masalah seks namun tersendat dalam perkuliahan sampai menginjak tahun ke
tujuh masa kuliahnya. Nah....,sang
Doktor Mardjoko (digambarkan memiliki masalah seksual dengan istrinya)
mengancam akan menDo Jami apabila Jami tidak lulus kuliah.
Mayoritas
pengambilan gambar dilakukan di musium Arsip , daerah Kota. Entah kenapa Musium
tersebut dijadikan tempat untuk mayoritas pengambilan gambar. Tempat tersebut
memang indah, tapi masalahnya pengambilan gambar yang dilakukan oleh pihak kru
tidak menggambarkan tempat perkuliahan. Terlalu sepi, atau mungkin karena
tempat tersebut terlalu luas untuk para figuran? Entahlah.
Film ini benar-benar
keluar dari realitas norma. Legalisasi terhadap hamil dan fantasi liar
digambarkan dengan (tidak ) cantik. Alasan adik Lea ketika memberitahu kakaknya
tentang hamil sebelum nikah, sangat tidak masuk akal. Cerita vulgar di
perpustakaan dengan suara keras dan aksi ”horney” Lea mengganggu ”kewajaran”
kisah hidup. Ini, Jakarta bung, okelah apabila dalam kostan ada tidur
bersama... hal tersebut masih dapat diterima (hal normal yang nggak wajar
sebenarnya). Karakter Sarah Sechan dalam film ini jelas tergambar dibuat
kegenit-genitan, tidak natural. Karena dengan kegenitannya dan tempat kost yang
menampung residivis, harusnya ibu kost tersebut sudah diperkosa dan menjadi
tante girang, secara ibu kostnya cantik.
Rasionalnya mata
kuliah dasar-dasar psikologi harusnya sudah lulus, dari dulu, kok sampai tahun
ke tujuh masih mengulang? Pertanyaan ini muncul ketika Jami harus masuk kelas
itu dan bertemu Lea sebagai dosennya.
Nah, yang membuat
lucu lagi adalah kisah klimak dan antiklimaks dari film ini. Enggak banget.Terkesan
klimaks dan langsung antiklimaks dengan happy ending yang tidak jelas. Yang
bodoh jadi pinter, terus dosennya jadi pasangannya. Happy life lah mereka.
Entah apa yang
diinginkan oleh Punjabi ketika meluncurkan film ini. Pangsa anak muda yang gak
jelas di Indonesia mungkin yang akan dibidik. Memainkan pemain lumayan berkelas
dengan mengesampingkan tema, pendalaman materi, dan pesan yang disampaikan
membuat film ini tidak layak untuk ditonton dan dikoleksi. Ketika selesai
menonton film ini, saya Cuma bilang, so what? 5 menit saya sudah bisa menebak
arah film ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar