Analisis
Tematik: Piutang
A.
Data
Jumlah Piutang pada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dan/atau Pemerintah
Konsolidasian
Tabel 1 Posisi Piutang Konsolidasian
Pemerintah Pusat
Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat
No |
Jenis Piutang |
Jumlah Piutang |
|
31 Mar 2022 |
31 Des 2021 |
||
1. |
Piutang
Pendapatan |
3.351.288.878 |
969.385.006.496 |
2. |
Piutang
Lainnya |
0 |
3.881.052.203 |
3. |
Penyisihan
Piutang Tak Tertagih |
0 |
(404.782.456.915) |
|
Jumlah |
3.351.288.878 |
568.483.601.784 |
Tabel 2 Posisi Piutang Konsolidasian
Pemerintah Daerah
Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat
No |
Jenis Piutang |
Jumlah Piutang |
|
31 Mar 2022 |
31 Des 2021 |
||
1. |
Piutang
Pendapatan |
646.802.678.786 |
877.268.715.601 |
2. |
Piutang
Lainnya |
128.290.834.740 |
71.655.154.511 |
3. |
Penyisihan
Piutang Tak Tertagih |
(273.662.766.862) |
(272.007.503.453) |
|
Jumlah |
501.430.746.664 |
676.934.366.659 |
Tabel 3 Posisi Piutang Konsolidasian
Pemerintah Pusat dan Daerah Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat
No |
Jenis Piutang |
Jumlah Piutang |
|
31 Mar 2022 |
31 Des 2021 |
||
1. |
Piutang
Pendapatan |
650.153.967.664 |
1.869.963.372.017 |
2. |
Piutang
Lainnya |
128.290.834.740 |
158.135.441.768 |
3. |
Penyisihan
Piutang Tak Tertagih |
(273.662.766.862) |
(783.406.856.320) |
|
Jumlah |
504.782.035.542 |
1.244.691.957.464 |
Tabel 4 Posisi Piutang Konsolidasian
Pemerintah Pusat dan Daerah
Tingkat Wilayah Provinsi Kalimantan Barat
No |
Jenis Piutang |
Jumlah Piutang |
|
31 Mar 2022 |
31 Des 2021 |
||
1. |
Piutang
Pajak |
135.900.860.135 |
1.181.807.911.365 |
2. |
Piutang
Bukan Pajak |
514.253.107.529 |
688.155.460.652 |
3. |
Bagian
Lancar Tagihan Penjualan Angsuran |
1.723.749.403 |
1.723.749.403 |
4. |
Bagian
Lancar Tagihan Tuntutan TGR dan TP |
0 |
56.640.000 |
5. |
Piutang
Lain-Lain |
126.567.085.337 |
156.355.052.365 |
6. |
Penyisihan
Piutang Tak Tertagih |
(273.662.766.862) |
(783.406.856.320) |
|
Jumlah |
504.782.035.542 |
1.244.691.957.464 |
B.
Kualitas
Ketertagihan Piutang
Penentuan
kualitas piutang dan penyisihan piutang tidak tertagih diatur dalam PMK Nomor
69/PMK.06/2014 sebagaimana telah diubah dengan PMK Nomor 207/PMK.06/2019
tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak
Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara.
Posisi
piutang konsolidasian pemerintah pusat dan pemerintah daerah tingkat wilayah
Provinsi Kalimantan Barat pada 31 Maret 2022 sebesar Rp504.782.035.542,-.
Jumlah tersebut mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan posisi per 31
Desember 2021 sebesar Rp1.244.691.957.464,- atau turun sebesar
Rp739.909.921.922,- atau 59,44 persen. Penurunan jumlah piutang konsolidasian
tersebut dibarengi dengan turunnya jumlah penyisihan piutang tak tertagih. Posisi
penyisihan piutang tak tertagih per 31 Maret 2022 sebesar (Rp273.662.766.862),-
turun Rp509.744.089.458,- atau 65,07 persen dari posisi per 31 Desember 2021
sebesar (Rp783.406.856.320),-. Turunnya jumlah piutang konsolidasian dan
penyisihan piutang tak tertagih tersebut dapat mengindikasikan ketertagihan
piutang.
C. Langkah Strategis Penagihan
Piutang pada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Pengurusan piutang negara
diatur dengan PMK Nomor 240/PMK.06/2016 tentang Pengurusan Piutang Negara. Instansi
pemerintah wajib melakukan penagihan piutang sebanyak tiga kali. Apabila tidak
berhasil, piutang tersebut diserahkan ke Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN)
yaitu DJKN (KPKNL). Piutang negara yang pengurusannya wajib diserahkan kepada
KPKNL adalah Piutang Negara Macet yang adanya dan besarnya sudah pasti menurut hukum.
Pada Pemerintah Daerah, berdasarkan
UU Nomor 1 Tahun 2004 menyatakan bahwa Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah (SKPD) selaku Bendahara Umum Daerah (BUD) berwenang melakukan penagihan
piutang daerah. Piutang macet Pemerintah Daerah juga termasuk dalam pengurusan
PUPN. Apabila terdapat piutang daerah yang macet setelah upaya penagihan
sendiri oleh Pemerintah Daerah maka Pemerintah Daerah wajib menyerahkan
pengurusannya kepada PUPN melalui KPKNL yang wilayah kerjanya melingkupi Pemerintah
Daerah itu berada.
Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah perlu mengelola dan mengadministrasikan piutang macet secara
tertib. Pengadministrasian piutang macet yang buruk berpotensi kurang
optimalnya upaya penagihan piutang macet. Selain itu, Pemerintah Daerah juga
perlu menyusun peraturan khusus yang mengatur penyelesaian piutang macetnya
agar penyelesaian piutang daerah memiliki pedoman yang pasti.